Mohon tunggu...
Wiwiek Prihandini
Wiwiek Prihandini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Akuntansi pada Perbanas Institute

Meminati masalah keuangan berkelanjutan, akuntansi lingkungan, dan Indonesia Emas.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengungkapan Risiko ESG dalam Laporan Keberlanjutan Bank di Indonesia (Bagian 3)

8 Juli 2024   21:30 Diperbarui: 8 Juli 2024   21:43 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satuan Tugas Keuangan Terkait Perubahan Iklim Pengungkapan (TCFD) memberikan kerangka kerja yang berisi rekomendasi untuk melaporkan empat bidang tematik. Keempat bidang tersebut adalah Tata Kelola, Strategi, Manajemen Risiko, serta Metrik dan Target. Kerangka kerja ini akan digunakan untuk menjelaskan bagaimana bank-bank di Indonesia mengungkapkan pelaksanaan manajemen risiko ESG yang tercermin dalam laporan keberlanjutan (TCFD, 2019).

Sumber: Prihandini, 2024
Sumber: Prihandini, 2024

Dalam Tabel 2, terlihat bahwa berdasar kajian terhadap 9 bank KBMI 4 dan 3 di Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank yang relatif lebih lengkap dalam mengungkapkan aspek tatakelola, strategi, manajemen risiko, serta matrik dan target sesuai dengan panduan pengungkapan TCFD. 

Pengungkapan tata kelola dalam laporan keberlanjutan menjelaskan bagaimana alur dan prosedur pelaksanaan, tanggungjawab, dan pengawasan dilakukan. Di BRI, pelaksanaan keuangan berkelanjutan dilakukan oleh direksi sedangkan fungsi pengawasannya dilakukan oleh dewan komisaris melalui komite ESG. BRI memperkuat implementasi aspek ESG dengan mereorganisasi ESG Desk menjadi ESG Division (Bank Rakyat Indonesia, 2022). Di Bank Mandiri, tata kelola keuangan berkelanjutan dilakukan mulai dari top manajemen hingga seluruh karyawan. Isu-isu terkait iklim dikomunikasikan secara rutin ke Komisaris, Direksi, para pemegang saham, investor dan regulator (Bank Mandiri, 2022). Sedangkan di BCA, inisiatif perubahan iklim berada di bawah Direktur Perencanaan dan Keuangan, yang bertugas mengintegrasikan perubahan iklim sebagai salah satu aspek utama ESG ke dalam strategi dan pelaporan secara berkala (Bank Central Asia, 2022).

Terkait aspek strategi keberlanjutan, BRI menggunakan roadmap strategi keberlanjutan sebagai dasar dalam menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB); pengembangan produk beraspek ESG; pembiayaan energi bersih seperti mikrohidro; dan memperbanyak program yang mendukung target emisi nol. Di Bank Mandiri strategi keberlanjutan dilaksanakan melalui penetapan risiko terkait iklim dalam jangka waktu pendek, menengah dan panjang yang masing-masing memiliki rincian yang detil; risiko dalam berbagai aspek bisnis melalui Strategi dan Perencanaan, Pasokan dan Rantai Pasok, Adaptasi dan Mitigasi, dsb. serta penjelasan tentang ketangguhan strategi terkait iklim. Sedangkan kebijakan dan strategi BCA dinyatakan dengan mengungkapkan  dampak aktual dan potensial dari risiko dan peluang terkait iklim pada bisnis, strategi, dan perencanaan keuangan organisasi; serta di mana informasi itu dianggap bersifat material. BCA memiliki roadmap perubahan iklim untuk memandu langkah  dalam memasukkan isu perubahan iklim ke dalam perencanaan keuangan dan operasionalnya.

Untuk aspek manajemen risiko, BRI menetapkan kebijakan risiko ESG melalui analisa ESG yang menjadi bahan pertimbangan dalam Memorandum Analisis Bisnis debitur. BRI selektif dalam pembiayaan pada sektor energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara dengan adanya sektor limit. Bank Mandiri punya komitmen mengedepankan prinsip ESG untuk menjadi Indonesia’s Sustainability Champion for Better Future sebagai respon dalam mendukung pembangunan ekonomi rendah karbon. Bank Mandiri juga rutin melakukan monitoring nasabah yang terkena dampak perubahan iklim; termasuk mendirikan Business Continuity Management (BCM) agar dapat melakukan early action plan, dan mendirikan data center di beberapa tempat berbeda. Untuk meminimalisir risiko perubahan iklim, BCA secara bertahap membatasi pembiayaan yang memiliki risiko ESG berdasarkan pemetaan yang dilakukan; dan menyusun Environmental & Social Risk Analysis.

Sedangkan untuk aspek metrik dan target, BRI telah menghitung emisi dan melakukan klasifikasi portofolio kredit berdasarkan kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) dan Taksonomi Hijau Indonesia (THI). Bank Mandiri juga merancang penghitungan emisi Gas Rumah Kaca cakupan 1, 2, dan 3 yang meliputi emisi karbon dari konsumsi BBM dan genset, konsumsi listrik, dan perjalanan dinas pegawai dari seluruh kantornya dan kreditornya; serta pemberian insentif yang terkait dengan upaya menuju Net Zero 2060. Bank Mandiri menargetkan penanaman mangrove sampai dengan 500 Ha dan telah memperhitungkan offset emisi operasional tersebut. BCA mulai mengidentifikasi risiko transisi, mengumpulkan data, dan melakukan analisis skenario iklim terutama pada sektor industri yang rentan terhadap dampak perubahan kebijakan iklim, teknologi, pasar, dan reputasi yang mendukung pembangunan rendah karbon. Target yang diharapkan setiap tahun adalah BCA bisa memperbaharui data terkait dengan risiko transisi perubahan iklim.

(Bersambung ke Bagian 4)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun