Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan guru. Namun, sayangnya seorang guru sudah dikenal di masyarakat sebagai sosok yang dapat diteladani. Maka seorang guru perlu berusaha untuk menjadi teladan yang baik bagi orang lain terutama untuk peserta didik. Guru perlu mulai bergerak untuk berubah menjadi lebih baik supaya dapat menumbuhkan nilai-nilai positif untuk peserta didik.
Nilai-nilai positif ini dikenal dengan profil Pancasila dimana hal ini  sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia dan diharapkan untuk menjadi pegangan pendidik dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Ada 6 dimensi profil Pancasila yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) mandiri; 3) bergotong royong; 4) Berkebhinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Keenam dimensi ini merupakan satu buah kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu tidak ada, maka dimensi lainnya menjadi tidak bermakna.
Dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila maka seorang guru terlebih dahulu memahami tentang nilai dan perannya. Nilai merupakan keyakinan sebagai standar untuk mengarahkan perbuatan dan standar untuk mengambil keputusan. Ada 5 nilai dari guru penggerak yaitu:
1. Mandiri
Seorang guru penggerak harus memiliki nilai mandiri, dimana ia harus mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Perubahan yang ada juga dimulai dari sendiri dengan terus melakukan pengembangan diri melalui pelatihan-pelatihan atau apapun itu, karena belajar tidak harus menunggu adanya perintah dan belajar dapat dilakukan dimana saja. Dalam melakukan perubahan perlu adanya tujuan yang jelas dan didukung pula dengan alur pencapaian yang rinci sehingga tujuan perubahan dapat tercapai.
2. Reflektif
Sebagai guru penggerak perlu dapat merefleksikan pengalaman yang terjadi. Refleksi ini dapat berupa evaluasi dari kelebihan dan kekurangan yang ada, kemudian menjadi bahan perbaikan untuk langkah berikutnya. Dalam menerapkan nilai reflektif ini perlu adanya keterbukaan diri terhadap pengalaman baru, mau menerima umpan balik dari orang lain. Reflektif ini, tidak hanya sekedar merenung atau evaluasi saja, tetapi perlu adanya aksi nyata dari hasil perenungan dan evaluasi itu.
3. Kolaboratif
Selain bekerja secara mandiri, seorang guru juga harus dapat melakukan kolaborasi atau kerjasama dengan orang lain. Dalam melakukan kolaboratif, guru penggerak harus mampu membangun rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitar, serta mengakui adanya perbedaan kemudian mengelola perbedaan tersebut untuk mencapai tujuan yang sama, tetapi tetap memperhatikan peran masing-masing pihak.
4. Inovatif
Inovatif berarti mampu memunculkan gagasan-gagasan atau ide-ide baru  sehingga dapat digunakan untuk menghadapi situasi tertentu ataupun permasalahan baru. Nilai inovatif ini salah satu dari hasil reflektif. Untuk mencapai nilai inovatif ini juga seorang guru penggerak harus terbuka terhadap gagasan dan ide lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari informasi lain untuk membantu proses yang ada dan melihat sudut pandang orang lain untuk membantunya menemukan inspirasi pemecahan masalah.
Â
5. Berpihak pada murid
Guru penggerak harus selalu bergerak untuk mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Berpikir "apa yang mereka butuhkan?", "apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses lebih baik?". Segala sesuatu yang dilakukan untuk kepentingan murid, bukan kepentingan diri sendiri ataupun orang lain.
Nilai-nilai ini diharapkan terus bertumbuh dan dilestarikan dalam diri guru penggerak, karena kelima nilai ini saling mendukung satu sama lain. Kelima nilai ini juga diharapkan menjadi pedoman perilaku untuk guru penggerak.
Selain nilai-nilai tersebut, terdapat juga peran dari guru penggerak, yaitu:
1. Menjadi pemimpin pembelajaran
Seorang guru mampu menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang menyenangkan, serta sesuai dengan kebutuhan siswa. Pada intinya seorang guru mampu berpihak pada murid dalam proses penyelenggaraan pembelajaran.
2. Menggerakkan komunitas praktisi
Seorang Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik di sekolah maupun wilayahnya. Hal ini akan membuatsemakin banyak praktik baik yang dapat dibagikan dalam komunitas dan nantiny dapat menjadi bahan pembelajaran untuk rekan sejawat dan untuk diri sendiri.
3. Menjadi coach bagi guru lain
Seorang guru penggerak harus mampu melihat hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh rekan sejawat. Hasil refleksi yang dimiliki dapat dijadikan sebagai peningkatan pembelajaran dan juga dapat memantau perkembangan dari rekan guru lainnya.
4. Mendorong kolaborasi antar guru
Seorang guru penggerak dapat membuka diri untuk melakukan diskusi dan kolaborasi dengan guru ataupun pihak lain yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran misalnya kepala sekolah, orang tua dan lainnya.
5. Mewujudkan kepemimpinan murid
Selain mengembangkan diri dan rekan kerja, seorang guru penggerak juga dapat membantu para siswa untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi siswa untuk belajar dan juga mendidik karakter siswa di sekolah.
Nilai-nilai dan peran guru penggerak yang sudah dijelaskan di atas, tentunya memiliki keterkaitan dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara dimana dalam menyelenggarakan pendidikan perlu berpusat pada anak dengan memperhatikan kodrat anak, seorang anak harus bahagia dalam belajar supaya dapat mencapai keselamatan. Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada anak ini perlu adanya dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan perubahan, adanya reflektif untuk melihat apa yang perlu diubah, perlu ide kreatif tentang perubahan yang akan dilakukan dan untuk mewujudkannya perlu dilakukan kerjasama atau kolaborasi bersama orang lain. Seorang guru juga sebagai penuntun siswa untuk mengembangkan dirinya, termasuk untuk mandiri dalam belajar, memunculkan motivasi diri untuk belajar dan mendidik karakter mereka, hal ini nantinya akan mewujudkan kepemimpinan murid.
Sebagai guru penggerak tentunya saya berharap menjadi guru yang dapat membawa perubahan bagi peserta didik dengan mengajak melakukan "perjalanan" dari satu titik ke titik yang lain. "Perjalanan" yang menyenangkan untuk mencapai asa dan harapan. Saat ini saya sedang mempersiapkan "perjalanan" yang menyenangkan bagi peserta didik untuk mencapai asa dan harapan. Strategi yang akan saya lakukan untuk dapat mencapai hal tersebut adalah terus meningkatkan kemampuan diri dengan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan diri, selalu berinovasi. Selain itu konsisten melakukan nilai dan peran guru penggerak semaksimal mungkin yang saya bisa, sehingga akan menjadi suatu kebiasaan dan akan menjadi karakter diri saya.
Dalam pencapaian ini, tentu saja saya tidak dapat melakukannya sendiri melainkan saya memerlukan bantuan dan kerjasama dari banyak pihak yaitu keluarga, rekan sejawat, kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, pengajar praktik dan fasilitator. Peran mereka memberikan dukungan, motivasi, masukan berupa saran ataupun kritikan yang membangun serta melakukan kolaborasi untuk kebaikan bersama.
Menjadi seorang guru penggerak bukanlah sesuatu yang harus ditakuti tetapi dijalani, tidak ada yang berat dari nilai dan guru penggerak, jika dilakukan dengan senang hati dan dilakukan bersama-sama. Jadi, saya tidak takut untuk menjadi seorang guru penggerak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H