Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Teman Sejati

13 Maret 2018   08:33 Diperbarui: 13 Maret 2018   08:59 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

"Pa, usaha ayam papa makin maju nih. Kayaknya kita bisa deh kredit mobil baru, mobil kita kan udah jelek pa" kata istriku pada bulan berikutnya. Benar juga apa yang dikatakan istriku ini, mobilku ini sudah tua, lagipula hutang bank sudah separuh yang aku bayar jadi aku bisa ambil lagi untuk uang DP nya. Uang tabungan untuk Jono masih bisa aku pakai dulu. Lagipula bulan ini Jono tak menagih.

Hari itu, aku dan istriku ke show room dan membiarkan istriku memilih mobil yang ia suka. Akhirnya kami membeli mobil baru berwarna merah. Senang rasanya aku bisa membahagiakan istriku. Saat di jalan, hp ku berbunyi. Hmm... Ada WhatsApp dari Jono yang menanyakan uangnya padaku.

"Ren, tolong ya uang gue dipulangin bulan ini. Nggak apa-apa deh uang pokoknya aja, keuntungan gue nggak dikasih nggak apa-apa" begitu isi WhatsApp nya. Aku hanya membacanya karena tak tahu harus membalas apa. Nggak mungkin kan aku balas "sorry uang Lo gue pakai untuk beli mobil".

Jono memang teman yang baik, dia menagih setiap bulan bukan setiap hari. Tapi aku selalu punya alasan untuk tidak membayarnya dan memang alasan yang aku sampaikan benar. Aku tidak punya uang karena uangku sudah habis untuk perawatan istriku, membeli mobil, bayar cicilan bank, ajak anak-anakku dan istriku jalan-jalan, serta kebutuhanku yang lainnya. Lagipula hutang ke Jono tidak penting, jumlahnya juga hanya sedikit. Tak dibayar pun tak apa-apalah, toh Jono sudah menganggap aku ini teman sejatinya.

***

Pagi ini aku ditelpon pihak bank bahwa hutangku telah jatuh tempo, mereka akan menyita mobilku jika aku tidak segera membayarnya. Bulan ini juga istri Jono akan melahirkan. Sialnya lagi, ayam-ayamku kembali terserang flu burung.

"Ren, jadi kapan nih mau bayar? Istri gue mau ngelahirin nih. Uang yang gue pakunya kurang nih, karena istri gue kemungkinan besar harus caesar. Tolong gue ya Ren" kata Jono saat datang menemuiku.

"Haduh Jon, Lo telat datangnya. Uang gue udah habis untuk bayar cicilan bank. Ayam gue juga banyak yang mati Jon. Jadi jangan tagih gue dulu ya" jawabku.

"Yaah..Ren, terus nasib istri gue gimana? Seminggu lagi dia mau caesar, gue baru pegang 3 juta. Paling nggak gue pegang 15 juta Ren. Tolong gue lah Ren"

"Pakai BPJS aja lho Jon, atau Lo buat surat keterangan nggak mampu aja, nanti biaya operasinya nggak akan mahal. Atau gini aja, gue kasih 2 juta dulu ya. Tolong lah Lo juga berempati sama gue, gue ini lagi kesusahan" kataku agak kesal, karena seolah aku ini teman yang jahat tidak mau mengerti perasaan temanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun