Mohon tunggu...
Sabarian
Sabarian Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

Mahasiswa Pascasarjana ilmu Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

500 warga Palestina menjadi sasaran agresi militer di Nour Shams, ribuan pekerja Gaza hilang selama berminggu-minggu

6 Januari 2024   03:31 Diperbarui: 6 Januari 2024   05:46 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait permasalahan pemukiman di Tepi Barat, sebuah laporan yang dikeluarkan oleh asosiasi hak asasi manusia Israel, pada hari Jumat, mengungkapkan peningkatan aktivitas kolonial di Tepi Barat yang diduduki sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober lalu.

Gerakan "Peace Now", yang memantau kolonialisme di wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967, mengatakan, "Setelah tiga bulan perang di Gaza, kita menyaksikan lonjakan aktivitas kolonial yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk pembangunan pos-pos kolonial, jalan dan pagar. "

Laporan tersebut menambahkan: "Para pemukim terus menguasai Area C di Tepi Barat, yang semakin meminggirkan kehadiran warga Palestina. "Selain berlanjutnya kekerasan yang dilakukan penjajah, laporan yang dikeluarkan pada bulan November menyoroti pendirian pos-pos kolonial dan pengerasan jalan, yang berkontribusi terhadap meluasnya penghalang jalan yang mencegah warga Palestina mengakses jalan-jalan utama di Tepi Barat.

Laporan tersebut mengindikasikan pendirian 9 pos pemukiman baru dalam waktu sekitar tiga bulan, selain 18 jalan kolonial ilegal, selain penjajah yang menutup jalan, mencegah lewatnya warga Palestina, dan membangun pagar, menjelaskan bahwa sebagian besar pos terdepan berada. dan jalan-jalan dibangun di atas tanah pribadi Palestina.

Peace Now mengatakan bahwa penjajah mengeksploitasi agresi terhadap Gaza "untuk membuktikan fakta di lapangan dan secara efektif menguasai wilayah yang luas di Area C, di mana penjajah memutuskan di mana akan membangun pos-pos dan jalan kolonial, mengabaikan status hukum tanah tersebut. "

Dia menambahkan: "Lingkungan militer dan politik yang permisif memungkinkan pembangunan yang sembrono dan perampasan tanah hampir tidak terkendali, dengan sedikit kepatuhan terhadap hukum (Israel). Dampaknya bukan hanya kerugian fisik terhadap warga Palestina dan tanah mereka, namun juga perubahan politik besar-besaran di Tepi Barat.

Artikel ini ditulis berdasarkan pada harian berbahasa Arab "Al-Quds Al-Arabi" Sabtu, 06 Januari 2024 pukul 00:45 WIB.

https://www.alquds.co.uk/%d9%85%d8%a4%d8%b3%d8%b3%d8%a7%d8%aa-%d8%ad%d9%82%d9%88%d9%82%d9%8a%d8%a9-%d8%aa%d8%a4%d9%83%d8%af-%d8%aa%d8%b9%d8%b1%d8%b6-500-%d9%81%d9%84%d8%b3%d8%b7%d9%8a%d9%86%d9%8a-%d9%84%d8%aa%d8%ad%d9%82/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun