Mohon tunggu...
Sabarian
Sabarian Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

Mahasiswa Pascasarjana ilmu Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

500 warga Palestina menjadi sasaran agresi militer di Nour Shams, ribuan pekerja Gaza hilang selama berminggu-minggu

6 Januari 2024   03:31 Diperbarui: 6 Januari 2024   05:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua asosiasi tahanan dan mantan tahanan Palestina, mengatakan bahwa operasi investigasi lapangan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di kamp Nour Shams di kota Tulkarem selama dua hari berturut-turut berdampak terhadap 500 warga, termasuk perempuan dan anak-anak.

pihak berwenang dan asosiasi tahanan, dalam pernyataan pers mengatakan bahwa penjajah memindahkan sekitar 150 orang warga ke kamp lain dan menahan 20 orang lainnya disana. pernyataan tersebut menunjukkan bahwa jumlah total penangkapan di tepi Barat sejak dimulainya agresi pada tanggal 7 Oktober meningkat menjadi 5.650 orang.

Pasukan pendudukan melakukan serangan besar-besaran ke kamp Nour Shams, yang berlangsung selama dua hari, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, penangkapan, pemboman rumah-rumah, dan penghancuran serta sabotase jalan-jalan dan infrastruktur, properti dan rumah warga, serta fasilitas publik dan fasilitas swasta.

Organisasi hak asasi manusia "Human Rights Watch" mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel menangkap ribuan pekerja dari Gaza selama beberapa minggu, mengisolasi mereka dari dunia luar dalam kondisi yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat mereka setelah dimulainya penangkapan tersebut. Agresi Israel terhadap rakyat kita pada tanggal 7 Oktober lalu. "Setidaknya sebagian dari mereka mendapat perlakuan yang tidak manusiawi. Ribuan orang lainnya masih terdampar di Tepi Barat yang diduduki, tanpa izin tinggal resmi dan berisiko ditangkap". tercatat bahwa para tahanan setelah tanggal 7 Oktober ditangkap di Israel dan pangkalan militer di Tepi Barat, dan beberapa dilaporkan diinterogasi. Lebih dari 3.000 orang dibebaskan dan dipindahkan ke Gaza pada tanggal 3 November.

Human Rights Watch mencatat bahwa otoritas pendudukan tidak mengumumkan jumlah pekerja Gaza yang berada di Israel pada tanggal 7 Oktober, dan jumlah mereka yang ditahan, atau mereka yang masih ditahan.

"Pihak berwenang Israel menahan ribuan pekerja selama berminggu-minggu tanpa komunikasi dan tanpa mengajukan tuntutan terhadap mereka, juga setidaknya beberapa dari mereka mengalami penganiayaan yang merendahkan martabat," kata Michelle Rendhawa, pejabat senior hak-hak pengungsi dan migran di Human Rights Watch, seraya menambahkan bahwa tidak ada yang bisa membenarkan "serangan" pada para pekerja yang telah memperoleh izin untuk bekerja di Israel.

Laporan tersebut mengindikasikan bahwa pada tanggal 7 Oktober, sekitar 18.500 pekerja dari Gaza memiliki izin untuk bekerja di Israel, meskipun jumlah mereka yang berada di Israel pada hari itu tidak jelas.

Human Rights Watch berbicara dengan empat pekerja dari Gaza yang ditangkap oleh otoritas pendudukan israel setelah tanggal 7 Oktober. Tiga dari mereka adalah bagian dari kelompok kecil yang dibebaskan ke Tepi Barat sebelum tanggal 3 November, dan seorang pekerja lainnya yang dibebaskan pada tanggal 3 November ke Gaza.

Seorang dari pekerja tersebut bercerita bahwa ia mencoba pergi ke Tepi Barat setelah mengetahui izin kerjanya telah dicabut. dalam perjalanan ia diberhentikan di sebuah pos pemeriksaan militer pendudukan,lalu kemudian matanya ditutup, kaki dan tangannya diikat dan ia dipindahkan ke sebuah penjara bernama "Ofer".

Dia menambahkan, "Mereka memaksa saya melepas semua pakaian saya... dan mengambil foto saya... mereka memukuli saya dengan kejam dalam keadaan tetap telanjang, itu sangat memalukan... dan bagian terburuknya adalah ketika anjing merekamenyerang saya." Mata saya ditutup dan dibelenggu, dan saya tidak tahu apakah ada yang mengendalikan anjing-anjing itu atau apakah mereka dibiarkan bebas untuk menyerang saya. "Saya merasa sangat ketakutan".

Pekerja lain mengatakan bahwa polisi Israel di kota Rahat di Negev, menangkap dia dan pekerja lainnya dan membawa mereka ke pangkalan militer Ofakim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun