Mohon tunggu...
Pretty Aziza
Pretty Aziza Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Krisnadwipayana

Seorang dosen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang memiliki fokus pada pengelolaan SDM yang inklusif. Selain mengajar, juga aktif dalam penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga memiliki perhatian khusus pada pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing pasar. Dalam aktivitas akademik dan profesional, sering mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan MSDM di berbagai sektor.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

PPN 12%, Konflik Global, dan Frugal Living: Cara Bertahan di Tahun 2025

30 Desember 2024   14:16 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:11 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kemewahan dan Kesederhanaan : Tantangan Ekonomi 2025

Biaya perjalanan mereka dibatasi dan hanya dibiayai jika ada keperluan resmi.

  • Swedia dan Norwegia:

    • Pejabat di negara-negara Skandinavia terkenal dengan gaya hidup yang sederhana.

    • Mereka menggunakan transportasi umum, bahkan Perdana Menteri Swedia kerap terlihat bersepeda atau menggunakan kereta untuk bepergian.

  • Mengapa Masyarakat di Negara Maju Mendukung Pajak Tinggi?

    Masyarakat di negara maju seperti Swedia dan Norwegia bersedia membayar pajak tinggi karena mereka merasakan langsung manfaatnya. Fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi publik, dan jaminan sosial yang mewah tetapi merata membuat masyarakat merasa pajak mereka digunakan secara adil. Hal ini berbeda dengan kondisi di Indonesia, di mana fasilitas mewah lebih banyak dinikmati oleh pejabat publik, sehingga menimbulkan ketidakpuasan.

    Perspektif Masyarakat: Bertahan dengan Frugal Living

    Jika PPN 12% tidak dapat dihindari, masyarakat harus mencari cara untuk bertahan. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah frugal living, yaitu gaya hidup hemat dengan fokus pada kebutuhan prioritas dan pengelolaan sumber daya secara bijaksana. Berikut langkah-langkah praktis untuk menerapkan frugal living:

    1. Menyusun Anggaran Ketat:

      • Buat daftar kebutuhan pokok dan batasi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak esensial.

      • Sisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat dan investasi.

    2. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun