Mohon tunggu...
Pretty Aziza
Pretty Aziza Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Krisnadwipayana

Seorang dosen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang berpengalaman dan memiliki fokus pada Organizational Citizenship Behavior (OCB), khususnya dalam konteks keberagaman dan inklusi. Selain mengajar, juga aktif dalam penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Saya juga memiliki perhatian khusus pada pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing pasar. Dalam aktivitas akademik dan profesional, saya sering mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan MSDM di berbagai sektor. Saya berkomitmen untuk memajukan pengelolaan SDM yang berkelanjutan dan inklusif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Bonus Demografi ke Keunggulan Kompetitif: Transformasi SDM Indonesia

9 Desember 2024   11:40 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:48 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pretty Aziza

Pembangunan berkualitas adalah fondasi bagi terciptanya masyarakat yang sejahtera, mandiri, dan berdaya saing di era globalisasi. Di tengah perubahan zaman yang semakin dinamis, penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi keharusan strategis bagi Indonesia. Namun, bagaimana cara mewujudkannya? Berikut penjabarannya. 

Menurut teori Human Capital yang dikemukakan oleh Gary Becker, SDM adalah salah satu modal terpenting bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Kualitas SDM mencakup kompetensi, keterampilan, dan karakter yang dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi. Dalam konteks ini, investasi pada pendidikan, pelatihan, dan kesehatan SDM memiliki efek multiplier terhadap keberlanjutan pembangunan.

Di era Revolusi Industri 4.0, konsep adaptive human capital semakin relevan. SDM tidak hanya harus terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi, berpikir kritis, dan bekerja secara kolaboratif.

Meskipun Indonesia memiliki bonus demografi yang menjanjikan, kualitas SDM kita masih menjadi perhatian. Berikut adalah beberapa fakta yang menunjukkan tantangan tersebut:

  1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM):
    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, IPM Indonesia berada di angka 73,77. Sementara berdasarkan United Nations Development Programme (UNDP) diketahui nilai Human Development Index (HDI) Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar 0,713. Angka ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara serumpun seperti Malaysia (0,807) atau Singapura (0,949). Tentunya kita masih ingat bahwa Indonesia jauh lebih dulu merdeka daripada Malaysia dan Singapura. Tetapi kemajuan pertumbuhan dan pembangunan manusianya, Indonesia justru tertinggal.    

  2. Mismatch Kompetensi:
    Sebuah studi menunjukkan bahwa pada tahun 2022 sekitar 32,5% tenaga kerja Indonesia mengalami ketidakcocokan vertikal, dimana menunjukkan sebagian besar pekerja berpendidikan tinggi atau kurang berpendidikan untuk pekerjaan mereka saat ini. Studi ini juga mengungkapkan bahwa 42,85% pekerja tidak memiliki status pendidikan yang diperlukan (mismatch). Distribusi ini menunjukkan bahwa sejumlah besar pekerja tidak cocok dengan persyaratan pekerjaan mereka. Hal ini menjadi hambatan bagi efisiensi dan produktivitas nasional.

  3. Ketimpangan Akses:
    Akses pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan sering kali tidak merata, terutama di daerah tertinggal. Akibatnya, potensi SDM di daerah belum tergali secara optimal.

Solusi: Strategi Penguatan SDM

Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan langkah konkret yang terintegrasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:

1. Meningkatkan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Berbasis Keterampilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun