Mengingat bahwa listrik yang kita gunakan sehari-hari dapat dihasilkan dari tenaga listrik yang membutuhkan pembakaran bahan bakar fosil. Kita telah diimbau dan dicanangkan tentang menggunakan listrik  secara hemat dan sesuai kebutuhan serta membudayakan perilaku hemat listrik sehari-hari. Misalkan di Sumatera Utara sendiri. Jumlah Kabupaten di Sumatera Utara sebanyak 78.Â
Bayangkan jika 10% saja dari Sumut menerapkan program Earth Hour secara kontinu dari daya mampu beban puncak yang diprediksikan 2.661 MW pada tahun 2018. Provinsi kita akan menghemat ketersediaan energi sebanyak 266 MW dan bahan bakar fosil yang digunakan. Jika diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia, kita akan menyelamatkan negara kita perubahan iklim yang terjadi.
Dari kondisi bervariasi yang terjadi di dalam bumi kita ini ternyata tidak cukup menyadarkan kita bahwa begitu peliknya masalah-masalah yang terjadi berkaitan dengan ketahanan bumi. Kita perlu menyadari bahwa kelangsungan bumi berkaitan dengan kelangsungan ketahanan pangan, papan dan sandang kita sehari-hari.
Menyongsong penerapan revolusi industri 4.0 dimana perubahan yang signifikan dalam memproduksikan sesuatu dimana melibatkan komputer dan robot sebagai pengubahnya. Kita tidak perlu mengandalkan otot, angin, air, teknologi-teknologi manual dalam prosesnya. Potensi pada era revolusi ini dimana setiap aktivitas dan pekerjaan kita menjadi lebih efektif dan efisien waktu. Khususnya dalam pemanfaatan energi. Perusahaan-perusahaan bisa memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi untuk perkembangan industri yang ramah lingkungan yang berdampak besar juga pada pertumbuhan ekonomi.
Bumi adalah tempat bagi kita yang diberikan kesempatan untuk tinggal dan hidup di dalamnya. Sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan yang diaugerahkan akal dan pikiran sudah seharusnya kita peka terhadap lingkungan sekitar kita melalui langkah-langkah sederhana. Sudah saatnya kita meresponi setiap sosialisasi dan imbauan yang ditunjukkan kepada kita tentang peduli akan lingkungan dan bumi.Â
Bukan menganggap aneh dan menjelek-jelekkan segelintir orang-orang yang terang-terangan menyatakan kepeduliannya terhadap lingkungan. Tidak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik. Tidak menganggap berlebihan orang-orang yang menyerukan budaya hemat listrik. Dimana kita mengeluh akan suhu yang semakin meningkat kian hari. Lantas tidak menyadari bahwa panas bumi karena perubahan iklim yang disebabkan aktivitas-aktivitas kita.Â
Kita mengeluh akan kebanjiran lantas tidak menyadari berapa banyak sampah yang telah kita hasilkan tanpa menyadari bagaimana cara mengurangi penggunaannya. Sebaiknya kita sadar karena bumi tidak hanya milik kita saja. Keberlangsungannya harus terjaga hingga giliran cucu-cucu kita dapat merasakan kesejukan dan keindahannya (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H