Mohon tunggu...
Wage Rudlof Gunarto
Wage Rudlof Gunarto Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka tempe

Penyuka Dan brown,||pengagum Sidharta mukerje|>,infectious diseases tisu |🕊twitter@sinjahreem,||pemerhati lelembut.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merekahnya Mawar tumbuh di batu cadas

30 Maret 2022   22:08 Diperbarui: 30 Maret 2022   22:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semoga damai terwujud,sepuluh hari ,malam ini ketemu orang tuanya mbak mila,sudah siap secara lahir bathin untuk bicara kepada orang tuanya.

Ruangan yang tadi riang gembira tiba2 mulai hening,mulut mungil tersebut mulai bicara,awal satu tahun biduk rumah tangga tak ada yang beda masih tetap sama.

Suatu malam ,di tahun ke  1,5 ,sang suami ,kayak ritual aneh,tak sehelesai kain menutupi badan,uang koin di bentuk lingkaran,duduk sila di tengah kain putih,diam hening tanpa matra,hampir satu setengah jam tak ada gerakan

Tiba2 koin2 tersebut di lempar2kan ke atas,sebagian mengenai tubuhnya,mbk mila pura2 tidur dalam hati berdesir ketakutan,180 perbedaan sang suami

Lalu memeluk mila,tak berani meronta karena masih kaget ,bingun dengan ulah sang syami,oeluk erat sampai sesak di dada,di cumbu kasar,semakin takut ,teriakan jangan menambah nafsu bengis sang suami,di tamparlah mukut mungil tersebut

Kata umpatan terdengar sambil merobek daster mila,mila meronta,tiba2 di balik bantal sang suami mengabil parang kecil sambil berucuap terimakasih sang Ratu,penuh ketakutan mila tak bisa apa2 ,hanya tercengang

Mulai malam itu aldy berubah ayah bilang mila begitu,ritual2 yang tak masuk akal sering kali di lakukan,sering kali kasar,ringan tanagan kepada mila ayah,wajah yang sejuk tiba2 memerah

Saya hanya diam,bergetar suara bijak tersebut bertanya padaku,mas menurutmu baiknya bagaimana?sambil menata nafas aku bicara,maketen pak dalem hanya orang luar,tak sepantasnya ngasih masukan.

Hanphone di raih mila,ayah aku tak sanggup bicara sama aldy.ayah saja yang bilang,mila sudah cukup sakit dengan semua sandiwara ini memang dy pilihan mila sambil menangia tersedu

Cerita pilu berlanjut tak sanggup jari2ku menulis,wajah ibu dan ayah mila beubah total merasakan apa yang di rasa anak gadisnya,mbk mila ucap seorang ayah kepada anaknya,malam ini ayah putuskan agar mbk besok cerita ke atasanmu,ayah bicara ke pengacara temen ayah bagaimana baiknya

Ucapan terimakasih dari orang tua mila malam ini aku terima,dengan syarat harus mengantar /jemput mila ke kantor barunya ,yang pengajuan untuk mutasi di setujui atasan mila

Email2 aldy memohon mila kembali,dengan mukut manis serta janji tak akan mengulang segala perbuatanya di indahkan mila,orang tua mila melarang putri cantiknya kembali ke haribaan aldy.keputusan pisah sudah di bulatkan dengan segala rintangan pasti ada jalan keluar ucapa seorang ayah yang sedih ,sendu tampak jelas di raut wajahnya.

Saya pun pamit pulang ,tak bisa berjanji mengantar pergi pulang mila,dy masih istri orang,takut malah jadi kambing hitam,di pintu gerbang mbk mila mengecup pipiku,suwun pakdhe selalu baik kepadaku walaupun tak sakiti selalalu.akupun memacu motorku ingin rasanya pergi manjauh tapi tak bisa jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun