Mohon tunggu...
Wage Rudlof Gunarto
Wage Rudlof Gunarto Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka tempe

Penyuka Dan brown,||pengagum Sidharta mukerje|>,infectious diseases tisu |🕊twitter@sinjahreem,||pemerhati lelembut.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Leokimia

16 Maret 2022   04:16 Diperbarui: 16 Maret 2022   04:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada jalan untuk pulang

Asapun tetap ada

Tertatih menahan perih

Mengaduk ekspedisi jiwa

dengan sembilu merindu

Diagnosa harapan tersimpan

Jarum2 menusuk relung nadi

Selang2 silih berganti membanjiri

Kulit semakin kurus

Rambut gugur satu demi satu

Mimisan setiap waktu

Mengeras ,mengelupas bak cemara

Apa mau di kata

Senja di tapal kota menyapa

Tetes air matapun sudah tak ada

Hanya menghiba kepada sang Kuasa

Sandiwara ini sudahi saja

Reikarnasipun serasa basi

Cemara ini sudah mengering

Tunas baru sudah menjalar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun