Mohon tunggu...
Pipit Agustin
Pipit Agustin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seniman Tepung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampung Moderasi Beragama, Meratakan Sekularisme ke Pelosok Desa?

12 Agustus 2023   15:13 Diperbarui: 12 Agustus 2023   15:18 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: situs kemenag.go.id, visualis: pipit

Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI Nomor 137 Tahun 2023 tentang Pedoman Pembentukan Kampung Moderasi Beragama KMB Tahun 2023 yang dimaksud Kampung Moderasi Beragama adalah istilah bagi desa atau kelurahan yang masyarakatnya memiliki cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang moderat dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional;

Kampung moderasi beragama adalah model kampung yang mengutamakan kolaborasi lintas unsur, lembaga, dan lapisan masyarakat. Tujuannya adalah memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keragaman, toleran, memperkokoh sikap beragama yang moderat berbasis desa atau kampung.

Harus Kritis

Adalah wajar belaka, arus moderasi beragama perlu diarusutamakan melalui suatu pendekatan literasi keagamaan lintas budaya dalam bingkai rule of law di Indonesia yang sekuler. Eksekutor pilot project-nya adalah Kementerian Hukum dan HAM bersama Leimena Institute dengan berbagai lembaga strategis, seperti ormas keagamaan, lembaga pendidikan, dan lainnya.

Namun, umat islam harus jeli, moderasi beragama hakikatnya adalah sekularisasi Islam Indonesia. Maklum, Indonesia adalah negeri  muslim terbesar di dunia sehingga negeri ini menjadi target utama. Bila kita cermati, peran moderasi beragama bukanlah menjadikan umat Islam makin taat dan patuh pada agamanya, melainkan justru makin menjauhkan kaum muslim dari ajaran Islam. 

Ini bukanlah by accident melainkan by design bahkan merupakan grand design negara-negara Barat terhadap islam dan umatnya sejak keruntuhan Khilafah Islamiah yang berpusat di Turki pada 1924. 

Kala itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Curzon, berucap, "Inti permasalahannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan bangkit kembali karena kita telah menghancurkan jantung kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam."

Oleh karenanya, umat Islam wajib kritis. Sederas apapun arus moderasi beragama dialirkan bahkan hingga ke kampung-kampung dalam wujud Kampung Moderasi Beragama (KMB), realitas di lapangan tidak dapat berdusta. 

Berbagai problematik di masyarakat sudah mencapai kerusakan dengan level multidimensi dan kadar yang mengerikan. Utang menjulang, generasi muda makin amoral, sistem pendidikan merdeka belajar makin ambyar, dunia kesehatan kian kronis, sistem sosial amburadul, kekacauan urusan publik seperti kebutuhan LPG pun  terlihat di mana-mana. Pertanyaannya, sejauh mana jasa moderasi beragama  mengatasinya?

Lebih dari itu semua, proyek moderasi beragama tidak sebatas menjauhkan umat dari ajaran Islam beserta keyakinan terhadapnya. Ia juga coba mencari kambing hitam agar proyek ini tampak hebat dan paling relevan.

Di sisi lain, proyek yang "di-endorse" langsung oleh rezim ini selalu berusaha memosisikan radikalisme dan ide khilafah sebagai "monster" sehingga keduanya terlihat buruk rupa. Pada saat yang sama, tampillah moderasi beragama bak ksatria. Akibatnya, Khilafah tak luput dikriminalisasi termasuk para pendukung dan pejuangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun