Mohon tunggu...
Prayudo ErlanggaBimantoro
Prayudo ErlanggaBimantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

EFNJ-A

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bahaya Residu Antibiotik dalam Susu Sapi Perah yang Dikonsumsi Manusia

17 Mei 2024   00:11 Diperbarui: 17 Mei 2024   00:25 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Injeksi Sapi Perah Pada Kasus Mastitis | PRAYUDO-KUD SAPI PERAH NONGKOJAJAR

Kebutuhan makromolekuler tubuh manusia pastinya tidak jauh dari karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Sumber energi yang diperlukan tubuh pastinya berasal dari protein. Lalu, susu menjadikan salah satu asupan yang kaya akan protein. 

Susu yang sering kita konsumsi merupakan susu sapi yang sudah mengalami proses pendinginan dimaan dilakukan setlah peternak menyetorkan susu ke koperasi dengan tujuan untuk mengankufkan bakteri susu yang akan dibawa ke produksi susu.

Kandungan susu kata akan kasein dan whey, protein berupa kasein digunakan dalam stabilisasi tekaanan darah dan whey membantu dalam pertumbuhan dan kesehatan otot anak. 

Salah satu produk, nestle Indonesia menyebutkan bahwa, "Dalam susu rendah lemaknya mengandung 4, 8 gram; 8,1 gram protein; 11,7 gram karbobhidrat". Hal ini dapat menjadi asupan sehari-hari yang sehat dalam membentuk energi

APA ITU MASTITIS?

Mastitis merupakan peradangan jaringan internal pada kelenjar ambing dengan berbagai penyebab dan derajat keparahan, lama penyakit serta akibat penyakit yang ditimbulkan sangat beragam, baik bersifat akut, sub-akut, ataupun kronis dengan kenaikan sel di dalam air susu dan perubahan fisik maupun susunan air susu disertai atau tanpa adanya perubahan patologis pada kelenjar. Kerugian yang timbul dapat menyebabkan penurunan produksi susu dalam jumlah besar.

Mastitis dapat terjadi pada periode kering karena terjadi hambatan aksi fagositosis dari neutrofil pada ambing. Berbagai jenis bakteri diantaranya Streprococcus agalactiae, Streptococcus Disgalactie, Streptococcus Uberis, Streptococcus Zooepedermicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter Aerogenees, dan Pseudomonas Aeroginosa. Yeast dan fungi juga sering menginfeksi ambing, namun hanya mastitis subklinis. 

Kasus Mastitis Pada Sapi Perah, Sapi Ambruk | penyuluhanf13.wordpress.com
Kasus Mastitis Pada Sapi Perah, Sapi Ambruk | penyuluhanf13.wordpress.com

APA SIH ANTIBIOTIK?

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh fungi yang dapat menghambat pertumbuhan atau dapat membasmi mikroba jenis lain dan segolongan senyawa, baik alami maupun sintesis. Antibiotik mempunyai efek menekan atau menghentikan  suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. 

Pemberian antibiotik pada sapi perah sebaiknya diberikan pada 45 sampai 60 hari periode kering. Antibiotik yang sering digunakan dalam peternakan diantaranya golongan penisilim (seperti prokain penisilin G dan kalium penisilin G), golongan tetrasiklina (seperti tetrasiklin, oksitetrasiklin, dan klortetrasiklin), golongan aminoglikosida (seperti gentamisin sulfat, neomisi, dan dihidrostreptomisin sulfat), dan golongan makrolida (seperti eritomisin dan tilosin).

LOH, MENGAPA BISA ADA RESIDU ANTIBIOTIK DALAM SUSU?

Residu antibiotik merupakan zat antibiotik maupun tidak langsung dari penggunaan antibiotik. Residu antibiotil dapat terdeksi pada daging maupun susu bila pemakaian obat-obatan hewan tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 

Dalam artian bahwa hewan yang sedang dalam penyembuhan pasca pemberiaan injeksi antibiotik susunya tidak boleh diperas karena ambing yang terkena mastitis sedang gencar reaksi imunitas dari antibiotik. Sehingga daerah ambil penuh antibiotik otomatis susu sapi di ambing sapi juga banyak kandungan antibiotik. Oleh sebab itu tidak boleh diperah.

Menurut Kementrian Pertanian Direktoral Jendral Peternakan, "Keberadaan antibiotika di dalam susu biasanya dihubungkan dengan kejadian mastitis terutama pengobatannya dengan intramammae. Pengobatan secara parenteral atau per os juga memungkinkan adanya resiudu antibiotik dalam air susu.

LALU, KANDUNGAN RESIDU ANTIBOTIK DALAM SUSU APAKAH BISA DIDETEKSI?

Residu antibiotik dapat diukur dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara microbiological assay dari kundrat. Prinsip kerjanya dengan melihat daerah hambatan (zona hambatan=zona inhibiton) yang dihasilkan oleh antibiotika terhadap kuman penguji. 

Salah satu kuman penguji yang digunakan adalah Bacillus stearo-thermophillus. Selain itu di KUD pastinya diujikan AB dengan tujuan untuk mengetahui adanya antibiotik dalam susu baik dari jenis beta-lactam maupun tertracyline. 

Mekanisme yaitu sampel susu dimasukkan ke dalam vial kemudian dimasukkan dipstiks dengan inkubasi 10 menit dalam suhu 56 derajat selsius. Kemudian jika garis dipstik ketiganya muncul dan jelas berarti susu negatif antibiotik sehingga aman dikonsumsi.

BAHAYA APA SAJA JIKA RESIDU ANTIBIOTIK PADA SUSU TERKONSUMSI?

1. Reaksi alergi akibat residu golongan Penisilin, alergi ini dapat menyerang siapa saja yang sitem kekebalan sensitif terhadap obat penicilin. Resiko lebih tinggi bila memiliki kondisi medis yang mendasari, seperti demam, asma, dan eksim. Berikut dengan ciri-ciri:

  • Ruam atau gatal kulit (area berwarna merah muda yang menonjol)
  • Kulit yang gatal
  • Batuk 
  • Hidung tersumbat
  • Bengkak di sekitar wajah, tangan, dan kaki

Terjadi kronis apabila anafilaksi dengan memunculkan gejala sebagai berikut:

  • Bengkak di sekujur tubuh
  • Mengi atau kesulitan bernafas (dispnea)
  • Sesak di dada
  • Tekanan darah rendah
  • Diare
  • Mual atau muntah
  • Pusing
  • Pingsan (Sinkop)

Terjadinya alergi penisilin dapat terjadi bilamana sudah mengonsumsi pasca 1 jam yang masih terkandung residu penisilin pada antibiotik injeksi sapi. Gejala dapat berlangsung berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

2. Reaksi keracunan akibat residu streptomycin

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan injeksi streptomycim, antara lain:

  • Ototoksitas (Penurunan fungsi dan kerusakan telinga)
  • Nefrotoksisitas (Disfungsi ginjal akibat paparan obat-obatan)
  • Shock
  • Kesemutan dan mati rasa di mulut
  • Ruam kulit, gatal, bengkak wajah, bibir, atau lidah
  • Perubahan jumlah atau warna urine
  • Perubahan pendengaran
  • Sangat lemah
  • Masalah pernafasan

3. Gangguan mikrobiologik

Ketika kandungan antibiotik atau dalam hal ini residu banyak terjadi proses imunologi dimana apabila seseorang yang sedang sehat meminum susu ada residu antibiotik dapat membunug mikroba pencernaan dalam usus besar sehingga menyebabkan diare antibiotic-associated-diarrhea.

4. Resisrensi terhadap mikroorganisme berpengaruh terhadap kesehatan

Hal ini dapat terjadi ketika seseorang yang baru saja mengalami penyembuhan dengan mengonsumsi antibiotik juga. Ketika ini sel tubuh sedang memfagosit sel asing. Akan tetapi dengan banyaknya antibiotik di tubuh ditambah residu susu yang ada ini maka mikrobakterial akan mendirikan imunitasnya sendiri sehingga menjadi kebal karena banyaknya antibiotik pada tubuh seseorang. Apabila seseorang yang sel bakteri atau virusnya kebal maka penyembuhannya susah diobati sehingga bisa menyebabkan komplikasi penyakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun