c. Perluasan merek.Sudah lazim bagi perusahaan yang meluncurkaan produk baru menggunakan nama merek yang sudah ada untuk disematkan pada produk baru di kategori yang berbeda. Perusahaan yang melakukan brand extension(perluasan merek) berharap mendapat manfaat dari basis pelanggan dan loyalitas mereknya. Namun, strategi ini berisiko tinggi karena jika gagal, merek induknya malah bisa terkena dampak negatif.
Pertumbuhan Integratif
Jika perusahaan telah khatam alias tuntas menapaki jalur pertumbuhan intensif, mereka pun dapat mulai menjejakkan kaki di jalur pertumbuhan integratif. Masalahnya, berkaca dari survei McKenzie dan KPMG, sekitar 75% akuisisi yang dilakukan terbukti gagal menciptakan valueatau efisiensi sebagaimana yang awalnya diperkirakan. Contoh yang cukup terkenal dalam hal ini mungkin adalah akuisisi Palm oleh Hewlett-Packard dan mergernya AOL dengan Time Warner. Kendati demikian, tiga alternatif pendongkrak pertumbuhan ini bisa dilirik sebagai alternatif.
1. Strategi Integrasi Horizontal
Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan yang menjadi pesaingnya atau yang berpotensi menjadi pesaingnya. Yang demikian ini bukan hanya bisa memberi "bensin" pertumbuhan seperti efisiensi akibat ekonomi skala (economies of scale), namun juga berpotensi membentangkan jalan pertumbuhan lebih lanjut dengan mengeliminasi pesaing. Contohnya adalah akuisisi Instagram oleh Facebook.
2. Strategi Integrasi Hulu
Perusahaan yang mengadopsi strategi ini dapat mengakuisisi atau mendirikan perusahaan yang menjadi pemasoknya sehingga lebih mampu mengendalikan rantai pasokannya. Yang demikian ini bisa membantu mereka mengembangkan produk-produk baru secara lebih cepat dan bahkan---dalam banyak kasus---lebih murah. Contohnya adalah Gudang Garam yang juga memiliki pabrik kertas rokok
3. Strategi Integrasi Hilir
Perusahaan yang mengadopsi strategi ini dapat mengakuisisi atau mendirikan perusahaan yang menjadi bagian dari rantai distribusinya. Yang demikian ini bisa membantu mereka memangkas biaya distribusi, mempercepat proses distribusi, dan lain sebagainya. Contohnya adalah Kimia Farma yang membangun jaringan apoteknya sendiri.
Diversifikasi
Strategi pertumbuhan keempat ala Ansoff ini berusaha menciptakan pertumbuhan dengan mengembangkan produk-produk baru yang diperuntukkan bagi pasar yang benar-benar baru. Karena itulah strategi ini lebih berisiko ketimbang strategi pengembangan produk, di mana perusahaan tentu hanya memiliki sedikit pengalaman atau bahkan tanpa pengalaman sama sekali terkait pasar baru tersebut. Terlebih lagi, strategi diversifikasi mensyaratkan keahlian baru, baik keahlian marketing maupun operasional, yang mana hal ini sering kali menuntut investasi yang tidak sedikit. Investasi semacam ini bisa dilakukan dalam bentuk akuisisi perusahaan lain yang sudah lama berkecimpung di pasar baru tersebut.