Mohon tunggu...
Prayudi Newoto
Prayudi Newoto Mohon Tunggu... Administrasi - Senior Consultant

Business and Management Strategist. Senior Consultant at Organization Transformation International (OTI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Pertumbuhan Agar Tidak Gulung Tikar

27 Oktober 2017   14:30 Diperbarui: 1 November 2017   09:45 8217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c. Perluasan merek.Sudah lazim bagi perusahaan yang meluncurkaan produk baru menggunakan nama merek yang sudah ada untuk disematkan pada produk baru di kategori yang berbeda. Perusahaan yang melakukan brand extension(perluasan merek) berharap mendapat manfaat dari basis pelanggan dan loyalitas mereknya. Namun, strategi ini berisiko tinggi karena jika gagal, merek induknya malah bisa terkena dampak negatif.

Pertumbuhan Integratif

Jika perusahaan telah khatam alias tuntas menapaki jalur pertumbuhan intensif, mereka pun dapat mulai menjejakkan kaki di jalur pertumbuhan integratif. Masalahnya, berkaca dari survei McKenzie dan KPMG, sekitar 75% akuisisi yang dilakukan terbukti gagal menciptakan valueatau efisiensi sebagaimana yang awalnya diperkirakan. Contoh yang cukup terkenal dalam hal ini mungkin adalah akuisisi Palm oleh Hewlett-Packard dan mergernya AOL dengan Time Warner. Kendati demikian, tiga alternatif pendongkrak pertumbuhan ini bisa dilirik sebagai alternatif.

1. Strategi Integrasi Horizontal

Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan yang menjadi pesaingnya atau yang berpotensi menjadi pesaingnya. Yang demikian ini bukan hanya bisa memberi "bensin" pertumbuhan seperti efisiensi akibat ekonomi skala (economies of scale), namun juga berpotensi membentangkan jalan pertumbuhan lebih lanjut dengan mengeliminasi pesaing. Contohnya adalah akuisisi Instagram oleh Facebook.

2. Strategi Integrasi Hulu

Perusahaan yang mengadopsi strategi ini dapat mengakuisisi atau mendirikan perusahaan yang menjadi pemasoknya sehingga lebih mampu mengendalikan rantai pasokannya. Yang demikian ini bisa membantu mereka mengembangkan produk-produk baru secara lebih cepat dan bahkan---dalam banyak kasus---lebih murah. Contohnya adalah Gudang Garam yang juga memiliki pabrik kertas rokok

3. Strategi Integrasi Hilir

Perusahaan yang mengadopsi strategi ini dapat mengakuisisi atau mendirikan perusahaan yang menjadi bagian dari rantai distribusinya. Yang demikian ini bisa membantu mereka memangkas biaya distribusi, mempercepat proses distribusi, dan lain sebagainya. Contohnya adalah Kimia Farma yang membangun jaringan apoteknya sendiri.

Diversifikasi

Strategi pertumbuhan keempat ala Ansoff ini berusaha menciptakan pertumbuhan dengan mengembangkan produk-produk baru yang diperuntukkan bagi pasar yang benar-benar baru. Karena itulah strategi ini lebih berisiko ketimbang strategi pengembangan produk, di mana perusahaan tentu hanya memiliki sedikit pengalaman atau bahkan tanpa pengalaman sama sekali terkait pasar baru tersebut. Terlebih lagi, strategi diversifikasi mensyaratkan keahlian baru, baik keahlian marketing maupun operasional, yang mana hal ini sering kali menuntut investasi yang tidak sedikit. Investasi semacam ini bisa dilakukan dalam bentuk akuisisi perusahaan lain yang sudah lama berkecimpung di pasar baru tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun