Dan sudah banyak kali saya bersama istri menjumpai mereka saat mereka sudah menjadi 'seseorang'. Tuhan Yesus, jadikan saya pendamping yang sepadan bagi istri saya dan terus mendukungnya untuk menjadi berkat bagi anak anak muda.
Dalam dunia berjemaat dan pelayanan di rumah Tuhan, saya bersyukur sekali bahwa hari ini Tuhan Yesus memberikan sebuah privilege bagi saya untuk melayani di gereja lokal saya, khususnya melalui Communication Department.
Sebuah peran yang telah saya gumuli dalam keseharian pekerjaan saya. Dan melalui pelayanan di ranah media ini, saya berkesempatan untuk turut berpartisipasi dalam mewartakan kebenaran Kristus melalui media dan internet, sebuah tools yang memungkinkan Firman Tuhan diwartakan secara luas hingga ke pelosok.
Saya juga sangat bersyukur bahwa hari ini saya bertumbuh dalam keluarga rohani, Connect Group, yang terus membantu saya bersama keluarga untuk terus menjaga hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.
Sekali lagi, bukankah sebuah hidup yang berkelimpahan yang telah saya miliki dalam Kristus? Dengan kehidupan seberlimpah itu, apa lagi yang perlu saya minta sebagai hadiah? Hahahahah...
Sebuah pemikiran dalam bentuk pertanyaan yang muncul dalam hati saya, yaitu "Apa yang saya bisa lakukan dalam hidup saya untuk dapat menjadi berkat bagi orang lain, Tuhan?" Pertanyaan inilah yang akhirnya menggiring saya membuat akun Kompasiana dan menjadi seorang Kompasianer.
Pagi itu, di dalam penerbangan yang mengantarkan saya bersama istri menuju Denpasar Bali, Tuhan ingatkan saya pada platform Kompasiana. Dan Tuhan juga ingatkan tulisan-tulisan sederhana saya di aplikasi catatan di telepon genggam saya.
Pada aplikasi itu saya banyak mencatat rhema dari renungan Firman Tuhan yang saya baca, atau catatan kotbah dari hamba Tuhan yang saya dengar.
Catatan itu sering saya bagikan kepada keluarga rohani saya di Connect Group serta kolega saya di pekerjaan. Pagi itu seolah Tuhan menjawab pertanyaan saya dengan sebersit ingatan tentang platform Kompasiana dan catatan yang ada di telepon genggam saya itu.
Tetapi hati saya masih ragu untuk berkomitmen membuka sebuah blog dan secara rutin menulis. Berbagai pemikiran seperti 'siapa yang mau membaca?' atau 'apakah saya bisa secara konsisten terus menulis ditengah kesibukan?' dan pemikiran yang melemahkan lainnya.
Hingga pada suatu breakfast di hotel beberapa hari setelahnya, dengan ditemani view laut yang sangat keren, Tuhan Yesus ingatkan saya pada sebuah ayat, yaitu:Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: ”Ini aku, utuslah aku!” - Yesaya 6:8