Semua yang dialami dalam hidup begitu ajaib , kejadian tak terduga sering muncul dan aku mengabaikannya karena terlalu sering terjadi .
"Dihitung sejak terakhir kita bertemu sudah tiga tahun bukan ?"
"Benar. Tiga tahun yang lama . Istrimu bagaimana kabarnya , maaf waktu pernikahan kalian aku tak sempat datang ."
Awan gelap menutupi langit , ribuan jarum air melesat ke daratan bagai anak panah yang meluncur dari busurnya , begitu cepat .
" Gerimis !" kataku .
Ku pegang tangan wanita di depanku , dia diam saja tangannya ku pegang ku berpikir apa dia masih mencintaiku ? " Ayo cepat nanti basah semua !" lanjutku sambil tersenyum senang . Aku mengingat waktu dulu ketika kami masih sebagai kekasih , kami kehujanan setelah nonton film di bioskop . Kami tertawa bersama begitu bahagia walau baju kami jadi basah oleh hujan .
" Aku harus pergi ", kata Amirra . Bayangan masa lalu kami langsung buyar , menghilang dari kepalaku .
Amirra kemudian melepas genggaman tanganku . " Aku harus pergi !" katanya lagi .
" Kenapa ?"
" Mama . . . Mama !" teriak gadis kecil yang berada digendongan seorang pria .
" Mereka keluargaku Yoga , anak dan suamiku . Aku harus pergi !"
Hujan semakin deras dan aku hanya terdiam melihat Amirra pergi dengan anak dan suaminya . " Terlambatkah aku ? Aku tak jadi menikah Amirra ,aku selalu mencintaimu !"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H