Mohon tunggu...
Milenial Indonesia Lampung
Milenial Indonesia Lampung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Komunitas

Komunitas Ultra Nasionalis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indonesia dalam Perbudakan Energi

14 Oktober 2024   22:30 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:53 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 8 Wabah Mempengaruhi Pasar Ekuitas dan Pasar Pendapatan Tetap

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya Indonesia bahkan belum berhasil mengeksplorasi sebagian besar cadangan minyak buminya seperti yang terlihat pada Gambar 4 Indonesia masih memiliki Cadangan minyak yang cukup melimpah dan belum tereksplorasi dengan baik. Hal ini yang membuat Indonesia tidak sepenuhnya berhasil berdikari dari kebutuhan energi dalam negerinya. Tantangan lainnya adalah dampak lingkungan yang dihasilkan jika mengeskpolitasi minyak lebih dalam. Seperti yang diketahui bahwa jika pemerintah Indonesia terus mendorong adanya eksploitasi penggunaan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fossil maka Indonesia akan menghadapi perjanjian internasional.

Hal lain yang akan menghambat daripada tercapainya kebutuhan minyak di Indonesia adalah Perjanjian Internasional. Bedasarkan konferensi Paris yang diadakan Desember 2015 lalu, negara-negara G20 yang merupakan negara yang bertanggung jawab atas 75% emisi karbon di dunia harus mendorong adanya penurunan emisi gas karbon sebesar 29% dengan Upaya sendiri, dan hingga 41% dengan bantuan dan Kerjasama internasional. COP21 di Paris mengadopsi Kesepakatan Paris, yang bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata global tidak lebih dari 2C di atas tingkat sebelum Revolusi Industri, dengan upaya untuk membatasi kenaikan tersebut hingga 1,5C. Kesepakatan ini juga memberikan dasar hukum untuk implementasi yang menjadikan pengendalian perubahan iklim bersifat universal dan wajib bagi semua Negara Pihak (Sekertaris Negara, 2016).

Seperti yang diketahui Bersama Karbon monoksida (CO) merupakan suatu gas yang tidak berwarna dan tidak berbauGas ini dihasilkan dari aktivitas pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Karbon monoksida disebut sebagai CO ini juga memiliki sifat mudah terbakar dan sangat berbahaya tetapi tidak mengiritasi, dan tidak berasa, sehingga sulit dideteksi oleh indera manusia. Karbon monoksida (CO) bisa terbentuk secara alami dan bisa terbentuk secara buatan, kegiatan manusia merupakan sumber utama pembentuknya. Karbon monoksida (CO) yang berasal dari alam adalah gas CO yang berasal dari lautan, pegunungan, kebakaran hutan, badai listrik dan oksidasi metal di lapisan atmosfir. Peningkatan bahan bakar fosil sendiri meningkat berbanding lurus dengan peningkatan karbon yang dilepas ke atmosfer bumi, sehingga terbentuklah emisi karbon yang meningkatkan suhu bumi. Peningkatan emisi gas dunia dari tahun 1750 hingga sekarang. Ketika awal masa revolusi industri di tahun 1760, terlihat emisi masih sangat rendah sekitar belum 1 milyar ton. Pertumbuhan emisi dunia mulia meningkat di tahun 1950 menjadi 6 milyar ton karbondioksida. Emisi karbon meningkat hingga hampir empat kali lipat di tahun 1990, mencapai lebih dari 22 miliar ton. Hingga kini karbon terus meningkat mencapai lebih dari 34 milyar ton setiap tahunnya (Galih et al., 2023).

Gambar 5 Emisi CO2 Tahunan
Gambar 5 Emisi CO2 Tahunan

Menurut ikhtisar dari (Climate Transparency., 2020)emisi karbon di Indonesia meningkat sebesar 140% antara tahun 1990 dan 2017. Peningkatan terbesar berasal dari emisi CO2 akibat pembakaran bahan bakar. Pada tahun 2019, total emisi karbon di Indonesia mencapai 581 MtCO2 (Metrik Ton Karbon Dioksida Setara). Sektor yang menyumbang emisi terbesar adalah industri (37%), diikuti oleh transportasi (27%) dan sektor listrik serta panas (27%). Ini menunjukkan bahwa kontribusi Indonesia  dalam mengurangi emisi karbon  masih belum memadai. Untuk memenuhi target yang sesuai dengan skenario IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) demi menjaga suhu bumi di bawah 1,5C, Indonesia perlu menurunkan emisi di bawah 662 MtCO2 pada tahun 2030 dan di bawah 51 MtCO2 pada tahun 2050. Oleh sebab itu penting melakukan kajian mendalam bahwa penggunaan energi fossil menjadi sebuah masalah yang perlu dilakukan pengkajian lebih dalam apakah akan menguntungkan negara Indonesia atau akan membawa dampak kerugian bagi Indonesia.

Pembahasan

 

Energi Dan Pengaruhnya Pada Ekonomi

 Energi adalah hal yang paling krusial di dunia, bukan hanya karena berpengaruh kepada kegiatan individu tapi juga untuk negara itu sendiri. Dunia sudah disadarkan bagaimana Uni Eropa sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia harus merasakan goncangan hebat dampak uni eropa dampak perang Russia dan ukraina. Uni Eropa yang belum sepenuhnya bangkit setelah pandemi yang menghantam sejak 2019 lalu, saat ini harus menghadapi Krisis energi karena keegoisan mereka sendiri.

Gambar 6 Inflasi di Uni Eropa (Eurostat, 2022)
Gambar 6 Inflasi di Uni Eropa (Eurostat, 2022)
Bedasarkan Gambar 6 Kenaikan harga energi dalam waktu yang sama juga mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok yang lain. International Monetary Fund (IMF) sendiri sudah menurunkan proyeksi Gross domestic product (GDP) pada forum ekonomi dunia yang dilaksanakan pada bulan April ini. Dibandingkan dengan bulan januari. Dalam kasus krisis ini terjadinya inflasi yang tinggi dan juga stagnansi dalam pertumbuhan ekonomi yang terakhir terjadi pada tahun 1970-an (Robert Schuman Centre, 2022). Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga Bahan bakar atau energi memang sering terjadi di Indonesia sendiri sama halnya Ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1998, walaupun bukan menjadi faktor utama dari krisis moneter kenaikan harga minyak dunia adalah salah satu faktor pendukung terbesar dalam terjadi krisis pada tahun 1998.

Kenaikan harga bahan pokok karena harga BBM di Indonesia juga terpengaruh terjadi saat ini penelitian yang dilakukan oleh (Fitra Dila Lestari & Hisyam Asyiqin, 2022) melihat adanya kenaikan tersebut yang beraksioma dengan BBM itu sendiri. Terlihat dari Gambar berikut yang menyatakan adanya mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia dan ketika harga BBMmelonjak tinggi juga selalu diikuti dengan meningkatnya tingkat inflasi. Hal ini menunjukkanpengaruh kenaikan harga BBM terhadap tingkat inflasi hanya cukup besar meskipun terdapat variabel lain diluar penelitian ini yang mempengaruhi tingkat inflasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun