Semakin mereka melupakan Yang Maha Kuasa dengan hal-hal buruk itu, Allah tidak secara langsung memperlihatkan kemurkaannya. Yang pasti Allah akan memberi terus kenikmatan itu sampai umat lupa siapa yang memberi itu dan manusia akan terus terjerumus dalam keburukan dan kemurkaan Allah.Â
Ketika itun semua terus berjalan, manusia akan medapat keburukan secara perlahan dengan hacurnya rumah tangga dan yang paling vatal adalah manusia akan diberi siksa yang sanagat pedih.
Maka bersyukurlah, bersyukur tidak hanya dilakukan ketika harapan terkabul, tapi juga dituntut untuk tetap merasa bersyukur dalam kesulitan sekalipun.Â
Baca Juga:Â "Tiny House" di Indonesia dan Bias Kita Memaknai Harta
Tidak disaat manusia mendapat ujian dan memengeluh, "ya Tuhan mengapa kau memberi ujian yang sangat berat seperti ini. Berikanlah pertolongan terhadadap hamba mu ini agar medapatkan hidayah dan semoga mampu melewati ujian yang engkau berikan ini".Â
Tetapi disaat manusia sedang berada di kenikmatannya dan berada di zona nyaman nya jangankan meminta ampunan, berdo'a dan memberikan rasa syukur atas kenikmatannya saja sulit. Sulit itu lebih baik karena sudah memberikan usaha untuk berdoa.Â
Nyatanya berdo'a dan bersyukur saja tidak, yang pasti dengan itu semua dia akan melupakan siapa yang memberi kenikmatan itu baik yang memberi adalah manusia ataupun Yang Maha kuasa. Â
Dengan menggunakan semua nikmat Allah yang kita terima sesuai dengan Allah agar selalu mendapat keridhaan-Nya. Termasuk dapat beribadah, sedekah, melihat orang yang tidak semampu dengan kita dan juga hal terpenting adalah jangan melahirkan sifat sombong dengan segala nikmat yang diterima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H