Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Trump Memilih Ratcliffe sebagai Direktur CIA

8 Desember 2024   09:14 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:58 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) di markas besar mereka di Langley, Virginia. (REUTERS/Jason Reed JIR via kompas.com)

Ratcliffe memegang jabatan DNI tersebut selama pemilihan umum 2020 dan transisi presiden, yang mana ia secara pribadi memberi tahu Trump dan sekutunya bahwa tidak ada bukti campur tangan asing dalam pemilihan umum atau penipuan yang meluas. 

Pada era pemerintahan Joe Biden mulai 2021, ia dipaksa harus bersaksi tentang pengalaman tersebut kepada juri agung federal sebagai bagian dari penyelidikan kriminal penasihat khusus Jack Smith terhadap akibat dari pemilihan umum 2020. 

Kini dengan modal kesetiaannya Ratclift menduduki jabatan penting intelijen AS untuk operasi Luar Negeri. CIA dan NSA terutama tulang punggung intelijen baik dalam Pulbaket maupun upaya pengondisian kebijakan presiden di luar negeri. 

Pengalaman dan pengetahuan dari sisi hukum dan intelijen akan mewarnai operasi CIA pastinya. Operasi intelijen secara tertutup sangat sulit terbaca, terlebih Amerika sudah sangat tinggi teknologi. 

Dari sejarah masa lalu, pejabat-pejabat Indonesia pernah menjadi target penyadapan operasi NSA, CIA dan Five Eyes. 

Waspadai persaingan AS dan Tiongkok dalam isu Indo Pacific dan OBOR yang mana Indonesia berada dalam wilayah pusaran persaingan di Laut China Selatan. 

Dalam dunia intelijen, tidak cukup kecerdasan, tetapi butuh kecerdikan serta sense untuk memberikan intelligence estimate kepada end user. Bisnis intelijen sangat sulit dan hanya berakhir menjadi sebuah prediksi. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.

By. Prayitno Ramelan (Pengamat Intelijen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun