Nah, teori tiga kaki yang dimaksud, dimana cara berpikir Intelijen diantaranya untuk menjadikan pemimpin nasional dari perpektif intelijen, semuanya demi kepentingan bangsa dan negara.
Teorinya, bila ada tiga calon misalnya A, B dan C, maka intelijen menentukan, bisa menyatukan dua diantaranya, kemungkinan yang dua bisa menang.
Dari kondisi aktual saat ini, kalau paslon 02 (Prabowo-Gibran) tidak menang satu putaran, maka dipastikan dari nilai ektabilitas sebagai paslon pertama lolos ke putaran kedua. Persaingan terjadi paslon 01 (Anis-Cak Imin) dengan paslon 03 (Ganjar-Mahfud MD). Peluang keduanya bisa sama ke putaran kedua.
Penulis menilai daya tarik Anies makin besar didukung media TV secara masif, tiktok dan daya rangsang pendekatan mewakili dan simbol umat Islam.
Nilai kemampuan daya tarik psikologis serta performa yang semakin solid, paslon 03 harus mewaspadai, paslon 01 kini memiliki peluang besar ke putaran kedua. Kekuatan menarik umat Muslim setelah PKB berada satu kubu dengan PKS ini semacam teori sarang tawon (hornet nest).
Paslon 03, saat ini elektabilitasnya masih lebih tinggi dari paslon 01, tetapi terjadinya blunder anti Jokowi justru membuat ekektabilitasnya menjelang Februari bisa disalib paslon 01. Kekuatan dari soliditas PDIP sebagai pengusung utama sementara ini tetap mampu menjaganya. Tetapi survei menyebut Gerindra mulai mendekati elektabilitasnya.
Prediksi Teori Tiga Kaki
Bisnis intelijen sangat sulit dan akan berakhir menjadi sebuah prediksi. Nah, siapapun baik paslon 01 atau 03 yang maju ke putaran kedua, bersanding dengan paslon 02, maka dari teori tiga kaki, bila di putaran ke dua paslon 01 atau paslon 03 bergabung atau digabungkan, maka paslon 02 bisa saja terancam kalah.
Teori tiga kaki ini perlu dipahami baik elit paslon 01 atau 03. Di lain sisi bisa juga teori ini dilakukan paslon 02, walau sisi psikologisnya sulit untuk menggandeng paslon yang tidak lolos ke putaran kedua.
Kesimpulan
Dalam 40 hari kedepan, kepercayaan rakyat kepada pak Jokowi bisa terus menurun, ada rahasja Agus Rahardjo, mulai berkembangnya konsep pemakzulan dari beberapa profesor hukum. Performance Gibran nampaknya sulit mengimbangi dua cawapres lainnya. Bagian penting, kesehatan dan emosi Prabowo dengan usianya bisa menjadi masalah tersendiri.