Menurut teori Sun Tzu, leadership is a matter of intelligence, trustworthiness, humaneness, courage, and sternness (kepemimpinan adalah masalah kecerdasan, kepercayaan, kemanusiaan, keberanian, dan ketegasan).
Kini terasa publik mulai luntur kepercayaan kepada pemimpin yang selama ini digandrunginya. Dimana posisi intelijen yang seharusnya memberikan analisis serta prediksi?Â
Kekuatan Pak Jokowi dengan jajaran pejabat baru yang ditatanya serta kemampuannya sebagai king maker, kini mempunyai rawan, yaitu Gibran.
Kerawanan menurut intelijen adalah kelemahan yang bila nampu dieksploitir lawan akan menyebabkan kelumpuhan bahkan bisa permanen. Bila mampu mengatasi ini, strategi serta taktiknya bisa berjalan sesuai rencana, bila tidak ini akan digulirkan menjadi masalah demokratisasi.
Sentuhan demokrasi dan HAM adalah porsi serta kata bertuah negara Barat. Mereka akan ikut campur di Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar kedua di dunia. Diprediksi akan ikut campur dalam pilpres 2024. Sudahkah ini dibaca?
Demi menang pasti ada yang mau menghamba. Bila proksi dimainkan sulit untuk menangkalnya, seberapa kuatnya aparat keamanan di belakangnya. Bashar al-Ashad kuat tidak jatuh tetapi negaranya porak poranda, PM Najib jatuh dan masuk penjara, Saddam Hussein dan Muammar Khadafi adalah contoh korban proksi.
Nah, kini saran penulis, sebaiknya Pak Jokowi melakukan pemeriksaan security, besarnya ancaman kelangsungan pemerintahannya. Mohon hati-hati Pak, semoga bangsa Indonesia selamat seperti doa bapak di makam Rasulullah.
Hormat,Â
Pray Old Soldier.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H