Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Sembrono dengan Pemimpin Jawa, Bisa Lungkrah

27 Oktober 2022   19:17 Diperbarui: 27 Oktober 2022   19:30 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi leadership, pemimpin. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Falsafah Presiden

Presiden Jokowi berasal dari Jawa, dan umumnya suku Jawa itu mempunyai falsafah sebagai pegangan hidup. Nah dalam sebuah wawancara, saat presenter Retno Pinasti menanyakan apa pegangan hidup Pak Jokowi disebutkan ada tiga yaitu :

"Lamun Siro Sekti Ojo Mateni" (Meskipun kamu sakti atau kuat, jangan suka menjatuhkan).

"Lamun Siro banter, Ojo Ndhisiki" Meskipun Kamu Cepat Jangan Suka Mendahului.

"Lamun Siro Pinter, Ojo Minteri" Meskipun Kamu Pandai Jangan Sok Pintar' itu aja," ungkap Jokowi.

Analisis

Politik adalah salah satu komponen intelstrat, karena itu tidak bisa hanya dilihat yang tersurat, kasat mata, tetapi juga yang tersirat. Nampaknya ada perbedaan sudut pandang dalam mengusung capres Anies Baswedan. 

Persoalannya NasDem adalah partai pendukung pemerintah, Sekjen PDIP Hasto Kristianto juga ikut menanggapi kasus ini. 

Jokowi jelas faham bahwa Anies dinilai secara umum representasi kalangan Islam bukan kelompok moderat. PKB, PAN, PPP dan NU tidak berkoalisi dengan NasDem. 

Apakah tidak boleh? Ya jelas di negara demokrasi ini boleh saja. Masalah mulai muncul, setelah adanya semacam deklarasi para mantan pengurus Hizbut Tahrir (HTI), FPI, mantan teroris dan kelompok yang dikenal radikal yang mendukung deklarasi Anies sebagai capres.

Dari catatan pesta demokrasi, pada pilpres 2019 kelompok radikal mendukung capres Prabowo-Sandi. Kekuatan dan fanatisme itu lumpuh setelah Prabowo masuk di Kabinet. Mereka marah tidak puas terlebih HTI dan FPI akhirnya dibubarkan dan dilarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun