Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Surya Paloh, Patron Terkuat 2024 Pasca Rakernas Nasdem

19 Juni 2022   20:56 Diperbarui: 20 Juni 2022   15:30 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh saat memimpin apel siaga jelang rakernas di area Parkir Timur Senayan, Jakarta. (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Berita politik pemilu 2024 mulai menghangat, walau pemilu baru akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024, koalisi politik KIB dibentuk oleh Partai Golkar, PAN dan PPP. 

NasDem membuat gebrakan, dalam Rakernas Rabu (15/6/2022) hingga Jumat 17 Juni 2022, Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengumumkan tiga nama calon Capres yang akan diusung yaitu Anies Baswedan (saat ini Gubernur DKI), Ganjar Pranowo (saat ini Gubernur Jateng) dan Andika Perkasa, Jenderal TNI (saat ini Panglima TNI).

Dalam pemilihan capres, NasDem mendengar saran dari pengurus DPW (bottom up). Hasil rekapitulasi suara capres usulan DPW NasDem, Anies Baswedan 31 suara, Ganjar Pranowo 28, Erick Thohir 15, Andika Perkasa 15 dan Rachmat Gobel 13.

Mengapa NasDem cepat nengeluarkan nama capres yang alan diusung? Menurut Pak Surya Paloh karena sadar bahwa mereka menyadari kekuatan politik di DPR belum terlalu kuat, sehingga lebih baik mencalonkan capres dari eksternal. 

Dari data yang ada, pada pilpres 2014 dan 2019 NasDem mencalonkan Pak Jokowi dan sukses menjadi presiden. Di lain sisi Nasdem sebagai parpol yang baru berkiprah 11 tahun ini sudah bisa berada di posisi 5 besar pada pemilu 2019.

Hasil perolehan suara pemilu legislatif 2019 sepuluh besar yang ditetapkan KPU, diurutkan berdasarkan suara tertinggi ke terendah:

  1. PDI-P: 27.053.961 (19,33 persen)
  2. Gerindra: 17.594.839 (12,57 persen)
  3. Golkar: 17.229.789 (12,31 persen)
  4. PKB: 13.570.097 (9,69 persen)
  5. Nasdem: 12.661.792 (9,05 persen)
  6. PKS: 11.493.663 (8,21 persen)
  7. Demokrat: 10.876.507 (7,77 persen)
  8. PAN: 9.572.623 (6,84 persen)
  9. PPP: 6.323.147 (4,52 persen)
  10. Perindo: 3.738.320 (2,67 persen).

Strategi Nasdem ini merupakan upaya menarik minat kelompok nasionalis utamanya walau proses masih cukup panjang. 

Sementara Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan, Jadwal dan Program Pemilu 2024, tahapan pemilu yang dimulai sejak 14 Juni 2022 sebagai berikut:

  1. Pendaftaran dan verifikasi calon peserta Pemilu pada 29 Juli hingga 13 Desember 2022.
  2. Penetapan peserta Pemilu pada 14 Desember 2022.
  3. Pencalonan anggota DPD pada 6 Desember 2022 hingga 25 November 2023.
  4. Pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota pada 24 April 2023-25 November 2023.
  5. Pencalonan presiden dan wakil presiden pada tanggal 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023.
  6. Kampanye selama 75 hari mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
  7. Pemungutan suara Pemilu 2024 diselenggarakan pada 14 Februari 2024.

Analisis

Dalam dinamika politik menuju 2024, umumnya parpol melakukan dan membentuk koalisi, terutama parpol papan tengah untuk tercapainya syarat 20% untuk pengajuan capres (presudential threshold). 

Kini sudah terbentuk KIB antara Golkar sebagai parpol papan atas dan PPP serta PAN sebagai parpol papan tengah dan bawah. Koalisi ini nampaknya akan diarahkan mengusung Ketum Golkar Airlangga sebagai capres, hanya sayangnya elektabilitas Airlangga saat ini masih sulit bersaing dengan Ganjar, Prabowo, dan Anies. 

Nah, NasDem berbeda strategi, awalnya menggunakan pendekatan mengumumkan capres eksternal dan akan ditentukan satu calon pada saatnya.

Sebenarnya kalau terbaca dari teori intelijen (conditioning) ada yang lebih penting dan lebih besar sasaran strategis rakernas NasDem tersebut. 

Nama-nama tiga calon adalah betul terseleksi oleh stering commite, tetapi dalam ilmu penggalangan ini adalah sarana yang paling menarik perhatian masyarakat. 

Masyarakat yang ingin tahu siapa calon capres NasDem akan mengikuti berita rakernas. Kelebihan dan kekuatan NasDem adalah pak Surya memiliki Metro TV sebagai media berita utama.

Nah, banyaknya mata yang melihat karena ingin tahu itu kemudian diisi dengan pidato Ketum NasDem Surya Paloh yang mengumumkan calon capres yang akan diusung. 

Pidato Surya Paloh yang tersusun dengan baik, ditujukan mengisi relung hati dan bawah sadar pemirsa. Pidato itu menurut penulis sangat kuat, hebat, jujur, sadar diri, menempatkan posisi politik kebangsaan, low profile, dengan menegaskan "Restorasi Meneguhkan Politik Kebangsaan".

Sebagai orator ulung Surya Paloh memasuki alam bawah sadar pemirsa bahwa NasDem adalah parpol nasionalis yang sangat diinginkan oleh masyarakat untuk masa depan. Bahasa intelijen "Let them think, let them decide", publik dibiarkan berpikir dan kemudian dibiarkan memutuskan.

Di lain sisi, dari teori politik, dengan budaya paternalistik, parpol pada papan atas, yaitu PDIP dan Gerindra kuat bertahan dan besar karena peran Ibu Megawati dan Pak Prabowo sebagai 'patron' sangat tinggi. 

Sementara Golkar, PKB bukanlah partai yang memiliki patron, partai lama dan umat. Nah, disinilah nilai tertinggi Rakernas NasDem menurut penulis, intinya menegaskan dan mendudukkan pak Surya Paloh sebagai patron, bukan hanya di NasDem tetapi di kalangan simpatisan nasionalis lainnya. 

Pak Surya dan Pak Prabowo keduanya adalah mantan petinggi Golkar, karena itu bukan tidak mungkin suara Golkar bisa tergerus oleh kedua patron tersebut pada pemilu 2024. Dalam urusan patron dan daya tarik parpol nasionalis, strategi 'gal' NasDem kini selangkah lebih maju dibandingkan Gerindra.

Kesimpulan

Rakernas NasDem menurut penulis telah menuai sukses besar dalam sebuah strategi politik. Hajatan ini telah meneguhkan pak Surya Paloh sebagai patron. 

Penulis prediksikan akan membawa angin segar, berdampak positif menaikkan perolehan suara NasDem pada pemilu 2024. Sangat besar kemungkinan NasDem akan menjadi parpol papan atas, bersaing dengan PDIP dan Gerindra.

Pada era demokrasi keterbukaan masa kini, rakyat semakin pintar dan butuh transparansi. Patron tidak cukup hanya menjadi simbol dan sebagai pajangan belaka, butuh sosialisasi dan berbicara sebagai tokoh yang bisa dipercaya dan disukai. 

Di sinilah Pak Surya Paloh satu atau bahkan dua langkah lebih maju dibandingkan dua patron lainnya. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.

Penulis: Marsda Pur Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun