Kini sudah terbentuk KIB antara Golkar sebagai parpol papan atas dan PPP serta PAN sebagai parpol papan tengah dan bawah. Koalisi ini nampaknya akan diarahkan mengusung Ketum Golkar Airlangga sebagai capres, hanya sayangnya elektabilitas Airlangga saat ini masih sulit bersaing dengan Ganjar, Prabowo, dan Anies.Â
Nah, NasDem berbeda strategi, awalnya menggunakan pendekatan mengumumkan capres eksternal dan akan ditentukan satu calon pada saatnya.
Sebenarnya kalau terbaca dari teori intelijen (conditioning) ada yang lebih penting dan lebih besar sasaran strategis rakernas NasDem tersebut.Â
Nama-nama tiga calon adalah betul terseleksi oleh stering commite, tetapi dalam ilmu penggalangan ini adalah sarana yang paling menarik perhatian masyarakat.Â
Masyarakat yang ingin tahu siapa calon capres NasDem akan mengikuti berita rakernas. Kelebihan dan kekuatan NasDem adalah pak Surya memiliki Metro TV sebagai media berita utama.
Nah, banyaknya mata yang melihat karena ingin tahu itu kemudian diisi dengan pidato Ketum NasDem Surya Paloh yang mengumumkan calon capres yang akan diusung.Â
Pidato Surya Paloh yang tersusun dengan baik, ditujukan mengisi relung hati dan bawah sadar pemirsa. Pidato itu menurut penulis sangat kuat, hebat, jujur, sadar diri, menempatkan posisi politik kebangsaan, low profile, dengan menegaskan "Restorasi Meneguhkan Politik Kebangsaan".
Sebagai orator ulung Surya Paloh memasuki alam bawah sadar pemirsa bahwa NasDem adalah parpol nasionalis yang sangat diinginkan oleh masyarakat untuk masa depan. Bahasa intelijen "Let them think, let them decide", publik dibiarkan berpikir dan kemudian dibiarkan memutuskan.
Di lain sisi, dari teori politik, dengan budaya paternalistik, parpol pada papan atas, yaitu PDIP dan Gerindra kuat bertahan dan besar karena peran Ibu Megawati dan Pak Prabowo sebagai 'patron' sangat tinggi.Â
Sementara Golkar, PKB bukanlah partai yang memiliki patron, partai lama dan umat. Nah, disinilah nilai tertinggi Rakernas NasDem menurut penulis, intinya menegaskan dan mendudukkan pak Surya Paloh sebagai patron, bukan hanya di NasDem tetapi di kalangan simpatisan nasionalis lainnya.Â
Pak Surya dan Pak Prabowo keduanya adalah mantan petinggi Golkar, karena itu bukan tidak mungkin suara Golkar bisa tergerus oleh kedua patron tersebut pada pemilu 2024. Dalam urusan patron dan daya tarik parpol nasionalis, strategi 'gal' NasDem kini selangkah lebih maju dibandingkan Gerindra.