Rabu (5/4/2022), Guntur, putra sulung Bung Karno menulis di media arus utama Kompas dengan judul Soekarno dan CIA.Â
Cukup menarik yang disampaikan yaitu fakta-fakta adanya infiltrasi agen CIA ke kehidupan Bung Karno. Disebutkan oleh Guntur, nama Bill Palmer yang merapat ke Bung Karno sejak tahun 1946 dan berlanjut di tahun 1957.
Operasi clandestine Palmer berhenti setelah tertangkap membagi senjata ke pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo, Palmer di persona non gratakan dari Indonesia. Palmer juga terindikasikan terlibat dalam pembetontakan PRRI Permesta tetapi tidak terbukti.
Setelah itu, ada Allan Pope pilot B-26 yang beroperasi membom kawasan Timur Indonesia, setelah ditembak jatuh, diadili dan dijatuhi hukuman mati, Pope diberi grasi Presiden Soekarno dengan imbalan Jl. Jakarta by pass.Â
CIA kembali berusaha dengan menginfiltrasikan mahasiswi AS yang aduhai ke istana. Nah, mari kita bahas soal infiltrasi ini dengan studi kasus di atas dalam pemahaman dunia intelijen.
Infiltrasi dan Penetrasi Intelijen
Secara umum arti kata infiltrasi adalah penyusupan dan penetrasi adalah penyesuaian. Dalam dunia intelijen, Infiltrasi dilakukan oleh agen pihak luar (lawan) ke pemimpin ataupun organisasi yang jadi targetnya. Sementara penetrasi dilakukan oleh pihak ketiga (orang dalam) yang dibina untuk memengaruhi keputusan.Â
Saat ini lebih dikenal dengan istilah proxy. Dalam infiltrasi agen umumnya diberi cover (name dan story). Sebagai contoh Bill Palmer dengan jabatan cover sebagai Direktur American Motion Picture Association dibawah USIS, berkantor di sebelah istana.
Demikian juga infitran lain ke lingkungan Bung Karno, seorang mahasiswi cantik AS ke istana, jelas dilengkapi cover, hingga Guntur pun tidak tahu namanya.
Tujuan keduanya dari sisi intelijen terutama untuk melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) dalam fungsi lid (penyelidikan).Â