Di satu sisi, mencalonkan seorang kandidat dengan reputasi bipartisan kemungkinan akan membuat proses pengukuhan Senat lebih mudah inilah kelebihannya sebagai non-partisan.
Burns tidak hanya memetik hubungan yang kuat dengan presiden terpilih Biden, tetapi juga sebelumnya bekerja secara ekstensif dengan tim Keamanan Nasional Biden dalam kesepakatan nuklir Iran. Pengalamannya dengan intelijen dimulai sejak awal selama penempatannya sebagai duta besar dan selama kariernya di departemen luar negeri.
Diplomat Berbasis Intelijen
Pencalonan Burns mencerminkan fokus Biden pada ancaman keamanan klasik, mengingat pengalamannya dengan Iran dan Rusia. Burns menyatakan bahwa pemerintahan Trump telah merusak diplomasi Amerika.
Hal itu diamini oleh mantan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton yang menyatakan Burns sebagai "tangan yang mantap" dan "petugas pemadam kebakaran yang sangat efektif".
Meskipun ia tidak selalu menjadi bagian langsung dari kebijakan luar negeri dan badan intelijen, Burns masih memegang level kepemimpinan pemikiran yang relatif dengan tulisan dan suaranya.
Pada tahun 2002, Burns menulis sebuah memo yang dinamai memo Perfect Storm, menyoroti bahaya intervensi Amerika di Irak. Dia menjabarkan prediksi rinci tentang apa yang bisa salah dalam perang Amerika di Irak, bertahun-tahun sebelum itu terjadi (Estimates of the speculative evaluative element).
Pada tahun 2016, Burns adalah salah satu dari 100 pemimpin, pemikir, dan tokoh keamanan nasional yang ikut menandatangani surat yang menyerukan "rakyat Amerika Serikat untuk menolak penyiksaan sepenuhnya" dan meminta "semua pejabat publik untuk secara eksplisit menolak penyiksaan dan untuk mematuhi hukum, serta larangan penyiksaan".
Nominasi Biden memilih direktur CIA dengan latar belakang Burns sebagai diplomat, pejabat di Departemen luar negeri. Bukan pejabat intelijen karier seperti direktur CIA saat ini Gina Haspel penting dicermati.
Inti dari pilihan Biden adalah komitmen terhadap diplomasi internasional dan hubungan yang memburuk secara signifikan di bawah masa jabatan Trump. Biden ingin mengembalikan posisi Amerika di kepala meja.
Reputasi Amerika sendiri dalam empat tahun terakhir sangat menurun lantaran oleh terpukul pandemi, kekeliruan penanganan WHO yang dekat ke China, kekeliruan menangani Iran, kegagalan merebut pengaruh di Asean, yang ia nilai sebagai satu langkah di belakang China.