Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Cara Menlu Retno Mengatur Ritme Hubungan dengan AS-China

23 Oktober 2020   16:03 Diperbarui: 24 Oktober 2020   10:01 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang dagang AS-China. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Kemlu mohon fokus kepada kondisi kawasan regional di sekitar Indonesia yang akan semakin panas. Kita tidak perlu takut kepada AS, tetapi waspada, pendekatan mereka security approach, kini mulai masuk ke prosperity.

Karena itu back ground knowledge Kemlu sebaiknya ditingkatkan oleh Badan intelijen Strategis agar tidak tergelincir saat bertemu dengan Pompeo, tidak hanya sekadar basa-basi diplomasi umum yang abu-abu. Mereka butuh kejelasan, posisi politik Indonesia soal kemitraan, agar kita tidak menyulitkan dan tidak fanatis menyikapi sikon yang berlaku.

Penutup

Pintu Indonesia - AS sudah lebih terbuka, semua bertindak demi kepentingan nasionalnya masing-masing. AS dan China yang berseteru bisa disebut sebagai gajah.

Indonesia jangan disebut pelanduk, kita negara besar dengan letak geografis di posisi silang, negara maritim terluas dan sumber daya alam banyak,penduduk ke empat terbanyak di dunia, meraih kemerdekaan dengan berjuang. Nilai tawar Indonesia tinggi. Lantas apa dari kita yang pantas disebut pelanduk? 

Kunci dari persepsi intelijen, kenali detail AS, China, Rusia, Australia, Singapura, dan lain-lainnya, tentukan cara bertindak terbaik. Ini artinya para pemimpin harus smart, apapun yang terjadi saat ini adalah konsep permainan intelijen. Masalahnya mampukan kita memahaminya? Semoga bermanfaat. (Pray Old Soldier)

Penulis: Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun