Kemlu mohon fokus kepada kondisi kawasan regional di sekitar Indonesia yang akan semakin panas. Kita tidak perlu takut kepada AS, tetapi waspada, pendekatan mereka security approach, kini mulai masuk ke prosperity.
Karena itu back ground knowledge Kemlu sebaiknya ditingkatkan oleh Badan intelijen Strategis agar tidak tergelincir saat bertemu dengan Pompeo, tidak hanya sekadar basa-basi diplomasi umum yang abu-abu. Mereka butuh kejelasan, posisi politik Indonesia soal kemitraan, agar kita tidak menyulitkan dan tidak fanatis menyikapi sikon yang berlaku.
Penutup
Pintu Indonesia - AS sudah lebih terbuka, semua bertindak demi kepentingan nasionalnya masing-masing. AS dan China yang berseteru bisa disebut sebagai gajah.
Indonesia jangan disebut pelanduk, kita negara besar dengan letak geografis di posisi silang, negara maritim terluas dan sumber daya alam banyak,penduduk ke empat terbanyak di dunia, meraih kemerdekaan dengan berjuang. Nilai tawar Indonesia tinggi. Lantas apa dari kita yang pantas disebut pelanduk?Â
Kunci dari persepsi intelijen, kenali detail AS, China, Rusia, Australia, Singapura, dan lain-lainnya, tentukan cara bertindak terbaik. Ini artinya para pemimpin harus smart, apapun yang terjadi saat ini adalah konsep permainan intelijen. Masalahnya mampukan kita memahaminya? Semoga bermanfaat. (Pray Old Soldier)
Penulis: Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H