Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Erick Thohir, Pangkopur Covid-19, dan Vaksin Merah Putih

14 Agustus 2020   10:40 Diperbarui: 18 Agustus 2020   09:51 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia pernah dituduh lamban, tetapi kebijakan pemerintah yang tetap berusaha dan berjalan serta melibatkan para ahli. Indonesia berusaha mengatasi tanpa lockdown tetapi dengan PSBB, lihat data kematian, kuncinya di situ, jumlah.

Pertanyaan intelijen yang harus diketahui Erick dan team, apakah kita lebih hebat dari AS? Atau ada sesuatu hal lain yang belum didalami? Mungkin kita tidak harus menunggu vaksin, ada kelebihan orang Indonesia yang mampu survive melawan covid-19, sehingga kita tidak gagal seperti yang dikatakan, tetapi apa?

Bila dibandingkan dengan Brazil, jelas ada perbedaan mendasar. Kedua negara sama-sama belajar, terkejut melihat derasnya penyebaran Covid. Titik rawan Brazil adalah kelumpuhan institusional yang didorong oleh presidennya, Jair Bolsonaro, tidak peduli social distancing, akhirnya tertular, pananganan berantakan.

Respons Brazil karena konflik presidennya yang memecat Menteri Kesehatan, dan satu lainnya mundur, kemudian Bolsonaro menugasi Jenderal non-spesialis yang tidak capable.

Bila dibandingkan dengan Indonesia, Presiden Jokowi terus mengajak pembantu di Kabinet agar berkerja extra ordinary, memimpin dengan tangan dingin.

Kini Jokowi menempatkan pelaksana penanganan Covid dan perbaikan ekonomi pada satu garis komando. Dilain sisi, Indonesia kini berusaha keras mendapatkan vaksin yang dipercaya sebagai jalan keluar.

Kesimpulan
Walau kita juga mengalami masalah yang sama dengan negara lain dalam upaya memenangkan perang melawan Covid, menurut penulis kita masih on the right track, terbukti tingkat kematian jauh dibandingkan dua negara tersebut. Ada misteri yang harus dipecahkan dan dijawab.

Saran untuk Ketua Pelaksana Komite, Erick Thohir, tekan, fokus dan turunkan kasus positif di lima provinsi, data tgl. 11 Agustus 2020, kasus covid di DKI Jakarta 26.162 kasus atau (20.6%), Jatim 25,626 (20,2%), Jateng 10,679 (8.4%), Sulsel 10,531 (8.3%), Jabar 7,599 (6.0%).

Kelima provinsi ini total menyumbang 63,5% dari jumlah nasional. 29 Provinsi lainnya menyumbang 26,5 %. Semoga apa yang tertulis ini sebagai informasi, sumbang pikir menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua, salam. (Pray Old Soldier)

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, (Pengamat Intelijen).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun