Operasi intelijen dan militer AS pernah dibocorkan Snowden, ada operasi Green Zone, pendudukan Afganistan, Irak, operasi Syria, serta pressure kepada Iran. Sejak 2009, Presiden Obama menyatakan konsep rebalancing, menggeser kepentingannya dari Timur Tengah ke Asia Pasifik, menilai China mulai berulah, disamping sudah melengkapi sekutunya (Jepang, Korea Selatan dan Australia), AS menginginkan Malaysia dan Indonesia menjadi mitranya.
AS telah lama menentang klaim teritorial China yang luas (OBOR) di Laut China Selatan serta klaim sepihak China tentang ADIZ (Air Defence Identification Zone) di LCS dan Laut China Timur. AS menerbangkan pembom B-52 dan B-17 melintasi LCS tanpa diganggu.
Selain itu AS kini mengirim kapal perang secara teratur melalui jalur laut strategis itu untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana. Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan dinilainya benar-benar melanggar hukum.
Melansir Reuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan selama bertahun-tahun China telah mengintimidasi negara-negara pantai Asia Tenggara lainnya.
Komentar Pompeo dinilai sebagai nada yang lebih keras klaim China atas jalur laut yang bernilai sekitar 5 triliun dolar AS dari lalu lintas barang yang dikirimkan setiap tahun (Sea lane of logistic).
China dengan tegas menentang pernyataan Menlu Pompeo yang menolak klaim China yang dipersengketakan di Laut China Selatan, tuduhan Washington terhadap China yang mengintimidasi tetangganya, "sama sekali tidak dapat dibenarkan," ujar Beijing.
AS dan beberapa negara kawasan Asia Tenggara tidak menerima klaim China tentang LCS, AS juga menolak klaim China di Laut Natuna Besar (Unclos 200 mil). Selain itu AS mendukung mitra di Asia Tenggara tentang hak lepas pantai, dengan kata lain AS akan membela dan melindungi negara-negara Asia Tenggara.
Pertemanan F-35 AS di Asia Pasifik
Pertimbangan strategis dari Singapura tentang keputusan membeli pesawat tempur F-35 disebut oleh China sebagai 'lingkaran pertemanan F-35 Amerika Serikat'.
Dikatakannya sekelompok negara yang berbatasan dengan China yang telah dan akan membeli F-35 untuk melawan kekuatan udara China yang semakin tangguh. Kelompok itu saat ini termasuk Korea Selatan, Jepang, dan Australia dan ditambah Singapura.
Saat ini Singapura mengoperasikan sekitar 60 jet tempur F-16 Block 52, serta F-15 yang telah menjalani program peningkatan yang memberi mereka fitur yang lebih canggih sebagai pesawat penyerbu, seperti radar AESA. Tetapi , Kemhan Singapura memprediksi bahwa pesawat F-16 akan usang pada tahun 2030.
Dengan demikian, pemilihen Singapura terhadap F-35B tipe US Marines, STOVL (Short Takeoff/Vertical Landing) diharapkan dapat menggantikan F-16 di masa depan. Pesawat tempur F-35 dinilai oleh Kementerian Pertahanan Singapura sebagai pesawat serbu ringan paling tangguh dengan perlengkapan persenjataan yang semakin mematikan.