Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

TNI AU Putuskan Beli SU-35, Mengapa Australia Gentar?

12 Maret 2020   19:23 Diperbarui: 12 Maret 2020   19:28 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaannya: seberapa kuatkah kita, dari sisi anggaran, proses pembelian, diplomasi untuk merealisasikan Su-35? Menurut kabar, imbal beli dengan komoditas sulit dilaksanakan, jelas Menkeu dalam kondisi saat ini keberatan kalau harus membayar penuh US$1,14 miliar. Nampaknya Menhan dan Menlu tetap 'kekeuh", ataukah ada anggaran pos lain yang alan dikorbankan?

Sebagai purnawirawan TNI AU, penulis jelas sangat mendukung TNI AU punya Su-35, seperti yang ditulis. Akan tetapi kalau dari persepsi intelijen terbaca kita harus berhadapan dengan AS sebagai super power (agak die hard), rasanya kecil bisa menang. Kalau perlu kita minta kompensasi ke AS, tapi siapa pejabat politik yang mereka bisa dengar? Rasanya belum ada yang mampu menembus birokrasi khusus.

Mungkin presiden dapat mengutus pejabat tinggi yang dinilai netral oleh AS, paham soal politik, diplomasi dan pertahanan sebagai "duta" negara mewakili presiden ke AS. Waktu cukup pendek, sebelum Amerika menerapkan langkah lama containtment strategy, stick and carrot.

Pada artikel Februari 2016 di bawah ini penulis mengulas Sukhoi-35 dari beberapa persepsi, sengaja dibuat versi WA di bagian pentingnya. Selamat membaca, semoga bagi yang kurang paham ancaman intelijen clandestine menjadi jelas dan tidak keliru menilai analisis penulis sebagai insan udara "the blues."

Baca: DENGAN MEMILIKI SUPER FLANKER SU-35, INDONESIA JELAS MAKIN DISEGANI

Oleh: Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun