Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pola Asuh Overprotektif dan Risikonya terhadap Kedewasaan Anak

24 Desember 2019   09:29 Diperbarui: 24 Desember 2019   09:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, apa dampak buruk bagi si anak/mantu yang masuk cengkeraman overprotektif tadi (sumber: hellosehat). Pertama, keterlibatan orang tua dalam segala hal yang dilakukan anak/mantu menjadikannya hidup dalam bayang-bayang orangtua. Akibatnya, si anak/mantu takut untuk melakukan hal-hal di luar pengawasan orang tuanya itu.

Kedua, besarnya faktor ketergantungan. Lauren Feiden, psikolog dari AS menyatakan over protective parenting merupakan masalah yang membuat anak/mantu memiliki ketergantungan kepada orang tua, tidak dapat menghadapi masalahnya sendiri.

Ketiga, karena tidak punya ruang gerak yang bebas, maka si anak/mantu akan mencari celah dan tidak jujur, harus berbohong, bisa jadi karena ilmu, wawasan serta kemampuannya jauh di bawah si orang tua. Keempat, meskipun tidak melakukan kesalahan apa pun, diawasi tanpa henti memang bisa membuat anak jadi cemas karena jadi takut melakukan kesalahan.

Kesimpulan

Menyayangi dan mencintai anak/mantu sebaiknya jangan overprotektif, pengaruhnya tidak baik bagi anak/mantu. Biarkan anak berkembang wajar agar anak/mantunya mempunyai jati diri, tidak tergantung kepada orang tuanya, bisa lebih bebas, dan bukan menjadi orang yg cemas dan takut berbuat salah.

Tidak terbayangkan apabila anak/mantu yang hidup dengan kondisi overprotektif, bila menjadi pimpinan sebuah organisasi. Keputusannya jelas bukan yang terbaik, mengingat dia bukan dirinya sendiri. Jelas, jenis ini akan lebih banyak merugikan organisasi yang dipimpinnya.

Seorang petarung dalam kehidupan bukanlah dia yg besar karena orang tua/mertuanya, tetapi dia yang berjuang dengan kemampuan dirinya sendiri. Mereka-mereka yang anak Papa atau mantu papa itu suatu saat akan mendapat cibiran di lingkungan kerjanya, kira-kira begitu. Awas anak si ini, awas mantu si ini...

Semoga ada manfaatnya bagi para orang tua yang overprotektif. Kalau di TNI jelas tidak ada. (PRAY)

Oleh: Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, dimuat juga di redaksiindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun