Nah, apa dampak buruk bagi si anak/mantu yang masuk cengkeraman overprotektif tadi (sumber: hellosehat). Pertama, keterlibatan orang tua dalam segala hal yang dilakukan anak/mantu menjadikannya hidup dalam bayang-bayang orangtua. Akibatnya, si anak/mantu takut untuk melakukan hal-hal di luar pengawasan orang tuanya itu.
Kedua, besarnya faktor ketergantungan. Lauren Feiden, psikolog dari AS menyatakan over protective parenting merupakan masalah yang membuat anak/mantu memiliki ketergantungan kepada orang tua, tidak dapat menghadapi masalahnya sendiri.
Ketiga, karena tidak punya ruang gerak yang bebas, maka si anak/mantu akan mencari celah dan tidak jujur, harus berbohong, bisa jadi karena ilmu, wawasan serta kemampuannya jauh di bawah si orang tua. Keempat, meskipun tidak melakukan kesalahan apa pun, diawasi tanpa henti memang bisa membuat anak jadi cemas karena jadi takut melakukan kesalahan.
Kesimpulan
Menyayangi dan mencintai anak/mantu sebaiknya jangan overprotektif, pengaruhnya tidak baik bagi anak/mantu. Biarkan anak berkembang wajar agar anak/mantunya mempunyai jati diri, tidak tergantung kepada orang tuanya, bisa lebih bebas, dan bukan menjadi orang yg cemas dan takut berbuat salah.
Tidak terbayangkan apabila anak/mantu yang hidup dengan kondisi overprotektif, bila menjadi pimpinan sebuah organisasi. Keputusannya jelas bukan yang terbaik, mengingat dia bukan dirinya sendiri. Jelas, jenis ini akan lebih banyak merugikan organisasi yang dipimpinnya.
Seorang petarung dalam kehidupan bukanlah dia yg besar karena orang tua/mertuanya, tetapi dia yang berjuang dengan kemampuan dirinya sendiri. Mereka-mereka yang anak Papa atau mantu papa itu suatu saat akan mendapat cibiran di lingkungan kerjanya, kira-kira begitu. Awas anak si ini, awas mantu si ini...
Semoga ada manfaatnya bagi para orang tua yang overprotektif. Kalau di TNI jelas tidak ada. (PRAY)
Oleh: Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, dimuat juga di redaksiindonesia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H