Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Main-main dengan Indonesia Flag Air Carrier

7 Desember 2019   14:11 Diperbarui: 8 Desember 2019   00:58 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mati-matian PM Malaysia berjuang, selama lima tahun dari kasus Maret 2014, hingga kini belum juga sehat penuh untuk mengembalikan citranya.

Jadi persoalannya, kasus Garuda tersebut, bukan sedikit banyaknya apa yang diselundupkan, pelanggaran prinsip itu intinya. Sesuatu yang besar pasti dimulai dari yanhlg kecil. 

Dari persepsi intelijen, Manajemen Garuda perlu segera melakukan pemeriksaan security, membenahi, dan update fungsi intelijen di Garuda (Pampers, PamMat, PamInfo dan PamGiat).

Salut dengan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang langsung memecat sang Dirut dan akan melakukan prosedur lain karena Garuda ini perusahaan publik. Ini kasus besar kedua setelah kasus suap, kongkalikong Emir Satar yang juga Dirut.

Itu analisis yang serius. Nah, ada pesan moral yang perlu diingat para pemegang amanah itu: "Berat memang jadi Dirut Garuda, tapi lebih berat lagi kalau tidak jadi Dirut" (harusnya masing-masing menanyakan dirinya banget).

Ada lagi yang ngetwit unik: "Gara2 tuh Dirut, bini jd tahu harga sepeda Brompton-ku, terus mintanya macam;macam." Waduuh.

Pray dulu juga hobi naik Harley, motor dapat lungsuran dari keponakan, yang biasa saja Electra Glide, bukan seprti yang disita itu. Karena sudah makin sepuh Uti minta HD-nya "dijokul" (dijual) saja. Siaaap, daripada gak dibikinin kopi dan minuman gula jahe khas Jogja (males ngerebus airnya Bro!).

Yuuk, malam Sabtu... mari window shopping ke Mall.

Oleh: Prayitno Wongsodijojo Ramelan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun