Mati-matian PM Malaysia berjuang, selama lima tahun dari kasus Maret 2014, hingga kini belum juga sehat penuh untuk mengembalikan citranya.
Jadi persoalannya, kasus Garuda tersebut, bukan sedikit banyaknya apa yang diselundupkan, pelanggaran prinsip itu intinya. Sesuatu yang besar pasti dimulai dari yanhlg kecil.Â
Dari persepsi intelijen, Manajemen Garuda perlu segera melakukan pemeriksaan security, membenahi, dan update fungsi intelijen di Garuda (Pampers, PamMat, PamInfo dan PamGiat).
Salut dengan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang langsung memecat sang Dirut dan akan melakukan prosedur lain karena Garuda ini perusahaan publik. Ini kasus besar kedua setelah kasus suap, kongkalikong Emir Satar yang juga Dirut.
Itu analisis yang serius. Nah, ada pesan moral yang perlu diingat para pemegang amanah itu: "Berat memang jadi Dirut Garuda, tapi lebih berat lagi kalau tidak jadi Dirut" (harusnya masing-masing menanyakan dirinya banget).
Ada lagi yang ngetwit unik: "Gara2 tuh Dirut, bini jd tahu harga sepeda Brompton-ku, terus mintanya macam;macam." Waduuh.
Pray dulu juga hobi naik Harley, motor dapat lungsuran dari keponakan, yang biasa saja Electra Glide, bukan seprti yang disita itu. Karena sudah makin sepuh Uti minta HD-nya "dijokul" (dijual) saja. Siaaap, daripada gak dibikinin kopi dan minuman gula jahe khas Jogja (males ngerebus airnya Bro!).
Yuuk, malam Sabtu... mari window shopping ke Mall.
Oleh: Prayitno Wongsodijojo Ramelan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H