Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Soal Papua, Jokowi Harus Lebih Waspada!

25 September 2019   19:47 Diperbarui: 25 September 2019   19:48 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Snowden juga pernah menyebutkan bahwa NSA menyadap 35 kepala negara dan semua kegiatan medsos seperti google, email, WhatsApp, instagram, linkelid, SMS.

Five Eyes Terlibat di Papua?
Sebuah operasi intelijen klandestin selalu tertutup dan dibuat kompartmentasi. Tetapi analis intelijen senior yang memiliki beberapa info indikasi bisa saja merabanya selama basic descriptive-nya kuat.

Saat ini sikon geopolitik dan geostrategi wilayah di sekitar Indonesia dinilai hangat. Terjadi persaingan pengaruh antara AS versus China. Papua kini menjadi bagian NKRI paling rawan, mudah digoreng sebagai bargaining power AS dan sekutunya.

Pada intinya AS ingin agar Indonesia menjadi mitranya menghadapi ambisi hegemoni China melalui OBOR. AS mengembangkan konsep Indo Pacific dan Higher Road.

Indonesia dinilainya terlalu dekat dengan China, siapa decision maker yang disalahkan? Jelas Presiden Jokowi, walaupun konsep dan pelaksana dilakukan para pembantunya.

Oleh karena, itu penulis menilai psyops mengarahkan ancaman konflik akan berlanjut plus HAM dan referendum.

Sebaiknya (sekali lagi penulis sarankan) perlu memberangkatkan Menhan Ryamizard ke AS untuk menetralisir dan menjelaskan posisi politik dan diplomatik Indonesia dengan China. Signal jawaban pemerintah Indonesia harus lebih jelas.

Proxy yang tercium di Papua, dilakukan oleh intelijen Inggris serta Australia yang menjadi handler, serta Vanuatu. Dari informasi tertutup, proxy lokal ex pejuang Timor Timur dibina semacam Black Water menjadi action agent.

Kontraktor intelijen itu bekerja senyap, dan mampu membaur dan melakukan desepsi dari ancaman kontra intel pihak Indonesia.

Momentum awal serta skenario yang dimainkan adalah isu Papua untuk diangkat pada agenda rapat komisi HAM PBB di Jenewa yang digelar pada 9 September 2019. Juga di Sidang Umum PBB di New York pada 23-24 September 2019.

Hasil yang diharapkan adanya jatuhnya martir akibat tindakan aparat Polri atau TNI agar timbul pelanggaran HAM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun