Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Soal Papua, Jokowi Harus Lebih Waspada!

25 September 2019   19:47 Diperbarui: 25 September 2019   19:48 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Organisasi Intelijen lima negara Five Eyes (Lima Mata). (sumber: tangkapan layar dari tayangan youtube)

Anggota Organisasi Intelijen lima negara Five Eyes (Lima Mata). (sumber: tangkapan layar dari tayangan youtube)
Anggota Organisasi Intelijen lima negara Five Eyes (Lima Mata). (sumber: tangkapan layar dari tayangan youtube)
Tanpa Snowden, Five Eyes tetap menjadi misteri. Demikian juga organisasi penyadapan dari negara lain seperti Rusia, China, serta persekutuan yang ada, mereka juga umumnya melakukan penyadapan tetapi tidak pernah terungkap. Paling mudah melakukan pulbaket selama teknologi si penyadap lebih unggul nilai informasi A-1.

Menurut bocoran Snowden yang mantan anggota CIA (Central Intelligence Agency) dan NSA (National Security Agency) dari AS, dalam komposisi jaringan "lima mata", target Australia adalah kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara (stasiun Australian Signal Directorate).

Di antaranya berada di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Hanoi, Timor Leste. Dikatakannya, hanya Australia (dan mungkin NSA/AS) yang menyadap pejabat Indonesia.

Dari dokumen NSA yang bocor pada Oktober 2013, terungkap bahwa tercatat ada empat lokasi penting di Australia yang berkontribusi memberikan data ke program NSA dengan sandi X -Keyscore yang memisahkan data ke dalam aliran nomor telepon, alamat email, log-in dan aktivitas pengguna untuk penyimpanan di bank data besar.

Stasiun pengumpul tersebut adalah US-Australian Joint Defence Facility di Pine Gap dekat Alice Springs, dan tiga fasilitas ASD lainnya, yaitu, the Shoal Bay Receiving Station dekat Darwin; the Australian Defence Satellite Communications Station di Geraldton, Australia Barat; dan the Naval Communications Station HMAS Harman di luar kota Canbera.

Menurut Hager, seorang jurnalis investigasi dari New Zealand, intelijen Australia menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesarnya, Telkomsel.

Hal itu disebutkannya terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik Snowden yang menyebut Telkomsel target utama ASD, karena melayani 122 juta pelanggan. Salah satu hasil sadap yang dibuka oleh WikiLeaks adalah percakapan Jokowi dengan beberapa pihak saat pilpres 2014.

Menurut dokumen rahasia Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerjasama dengan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia dan Pasifik Selatan.

Selain Indonesia, ASD dan GCSB juga melakukan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.

Dia juga menyebutkan bahwa dari dokumen Snowden, Selandia Baru dan Australia menyadap komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut.

Mereka berbagi data panggilan telepon, email, pesan media sosial dan metadata. Data-data sadapan itu lantas dibagi bersama jaringan "Five Eyes" atau jaringan spionase "Lima Mata".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun