Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Prabowo dan Peringatan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI

13 Mei 2019   15:22 Diperbarui: 14 Mei 2019   02:33 17759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Pak Indra Bambang Utoyo, Marsdya Pur Ian Santoso (mantan Kabais) dan Laksda Pur Bob Mangindaan, dalam diskusi kebangsaan (Foto: koleksi Pribadi)

Kisah ini terjadi di sebuah hotel di Singapura, sekitar akhir tahun 1999. Penulis yang masih berpangkat bintang satu dengan jabatan Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi TNI AU (Kadispamsanau), Balakpus intelijen AU, menjadi saksi hidup.

Saat itu penulis sedang bersama dengan Kabais TNI, Marsdya TNI Ian Santoso yang sama-sama alumnus Akabri 1970 dalam sebuah tugas (mission). Pada pagi itu, datang juga bergabung Dubes RI untuk Singapura, Letjen TNI Luhut Binsar Panjahitan (LBP) yang juga alumnus Akabri 1970.

Ketika sedang ngopi pagi di kamar Kabais, Pak Dubes menyampaikan bahwa ada yang izin mau menghadap, yaitu Prabowo Subianto. Penulis sempat terkejut juga Prabowo ada di Singapura dan mau menghadap Kabais.

Penulis dengan Pak Benny Moerdani tokoh legenda intelijen Indonesia, mirip-mirip performance-nya (photo collage pribadi)
Penulis dengan Pak Benny Moerdani tokoh legenda intelijen Indonesia, mirip-mirip performance-nya (photo collage pribadi)

Setelah disetujui, Bowo (kita manggilnya begitu) masuk dan memberi hormat, setelah ngobrol ringan, menjelaskan maksudnya menghadap, untuk meminta ijin kembali ke Indonesia.

(Setelah diberhentikan dari dinas TNI, Prabowo sejak September 1998 kabarnya tinggal di Yordania, karena Raja Yordania, Abdullah adalah teman dekatnya saat sama-sama ikut pendidikan Rangers, Green Barets, di Fort Brag, AS).

Selain iu juga kabarnya Prabowo kadang ke Eropa, Kuala Lumpur dan Singapura.

Prabowo menjelaskan bahwa dia ingin berbakti dan mengabdikan diri ke bangsa Indonesia, tegasnya. Kabais menjawab, "Baik kalau itu maksud dan tujuannya, tapi syaratnya satu, jangan macam-macam (bikin kacau) di Indonesia, kamu akan saya tangkap!", tegasnya. Prabowo menyatakan, siap, laksanakan, intelligence clearance selesai dengan disaksikan LBP dan penulis.

Gerakan Indonesia Raya (Gerindra Prabowo)

Setelah mendapat clearance Kabais, Prabowo bisa kembali ke Indonesia pada 2 Januari 2000 dengan aman, tanpa kesulitan maupun hambatan dari pejabat terkait dan badan intelijen lainnya, karena semua bersandar ke Bais saat itu.

Kemudian di Indonesia, selain membangun bisnisnya, Prabowo juga berkiprah di pentas politik melalui Partai Golkar, dan kemudian berhasil mendirikan Partai Gerindra pada 6 Februari 2008.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun