Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Prabowo Diuntungkan dengan Perusakan Bendera dan Baliho Demokrat

22 Desember 2018   22:05 Diperbarui: 23 Desember 2018   00:46 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PKN harus berhitung dengan jeli, memang kini suksesnya kinerja pak Jokowi masih mampu mempertahankan elektabilitasnya. Tapi masih ada waktu cukup, cipta kondisi dan rangkaian debat. SBY sangat paham di mana Prabowo harus menyerang titik rawan JKW.

Pertanyaannya, mampukah pasangan capres nomor satu bertahan dengan jawaban yang harusnya tiga kali lebih akurat dan mumpuni? Tahun 2004, SBY dengan elektabilitas yang jauh dibawah Megawati mampu mengelola psikologis konstituen dan akhirnya menumbangkan Mega.

Kesimpulannya, penulis melihat ancaman besar terhadap kredibilitas dan kapabilitas capres nomor satu, diawali bila gagal saat debat. Peta politik dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan elektabilitas nomor satu masih di atas nomor dua. Kunci dan peta politik akan banyak ditentukan setelah acara debat.

Ada pepatah yang perlu diingat, karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Entah siapa yang menyemplungkan nila tersebut? Menurut penulis bisa berakibat fatal . (PRAY)

Marsda Pur. Prayitno Ramelan (Pengamat Intelijen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun