Ada bisik-bisik di AS kalimat sensitif, "Give a name that I can trust." Hal ini berarti bahwa  mereka menilai sulit menemukan pejabat Indonesia yang bisa dipercaya.
Tanpa perlu disebutkan, beberapa kabar menyebutkan, banyak pejabat Indonesia mencoba menembus barrier ke AS, tetapi gagal. Walau mencapai mainland, beberapa hanya dapat bertemu second layer dan kalaupun bertemu dengan first layer tidak menghasilkan apa-apa yang konkrit.
Nah, di saat paceklik itu, terjadilah pertemuan dan komunikasi antara dua pejabat kedua negara yang unik dan menarik. Mereka adalah Menteri Pertahanan AS Â Lt General (Ret) James Mattis (call sign Mad Dog) dengan Menhan RI, Jenderal Purn Ryamizard Ryacudu.Â
Dalam beberapa pertemuan, kedua Old Soldier itu dengan julukan Jenderal Perang nampak cocok dalam berfikir dan komunikasi serta persamaan karakter yang keras, tegas  khas militer.
Mattis dari Korps Marinir, Ryamizard dari Raiders Baret Hijau. Keduanya pernah bertemu dalam beberapa kali Shangrilla Dialogue, pertemuan informal dan pertemuan bilateral saat serah terima Panglima Indo-Pacific di Hawaii, 29 Mei 2018, serta kunjungan Mattis ke Jakarta.Â
Nah, kali terakhir pada akhir Agustus 2018, Menhan RI berkunjung ke AS memenuhi undangan sahabatnya itu.
Dalam kunjungan tersebut misi diplomasi Kemhan RI terdiri dua kelompok, Menhan didampingi oleh Bapak Sonny Dubes RI di Washington; Letjen Thamrin Marzuki, Irjen Kemhan; Mayjen Mohamad Nakir, Dirjen Strahan Kemhan dan beberapa staf pendamping.Â
Sementara tim Menhan lainnya yaitu Tim Anstra (Analis Strategis) melakukan kunjungan ke kalangan intelijen AS serta ekonom yang berpengaruh di AS dan juga lingkungan Jared Khusner.
Kedatangan Menhan RI, diperlakukan bak kepala negara oleh Mattis, dimana saat tiba di Pentagon, Menhan AS memberikan tembakan meriam sebanyak 21 kali, penghormatan tertinggi (highest honour) sebuah tradisi militer AS.Â
Sesuatu hal yang tidak pernah dilakukannya kepada pejabat manapun. Selain itu Menhan RI juga dijamu diruangan kerja Menhan AS, yang oleh Mattis dikatakan pertama kalinya ada tamu yang diajak masuk ke ruangan kerjanya.
Dalam bilateral meeting, Menhan Ryamizard memandang Jenderal Mattis adalah sahabat terdekatnya yang sangat istimewa untuk dibandingkan rekan menhan-menhan lainnya di dunia, bahkan Ryamizard mengganggapnya sudah seperti saudara sendiri.Â