Â
Â
Â
Dalam peristiwa tersebut dilaporkan delapan pelaku tewas melakukan bom bunuh diri, diantaranya setelah melakukan penembakan. Para pelaku diketahui dari jaringan Islamic State (ISIS) yang merupakan warga negara Perancis dan Belgia. Sebagian besar korban teror tewas karena ditembak pelaku yang menggunakan senapan serbu jenis AK-47. Dalam operasi pengejaran, tiga dari pelaku yang lolos berhasil ditembak mati oleh polisi anti teror Perancis saat masih bersembunyi di safe house yang lokasinya relatif dekat dengan target awal di Stade de France.
Presiden Perancis François Hollande dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada hari yang sama dengan serangan, Jumat (13/11/2015) pukul 23:58 (waktu Paris), menyatakan negara dalam keadaan darurat dan memberlakukan jam malam, perbatasan negara di kontrol penuh. "Ini adalah tindakan perang yang dilakukan oleh teroris, pasukan Jihad, Daesh, melawan Perancis," kata Hollande dari Istana Elysee. "Ini adalah tindakan perang yang disiapkan, terorganisir dan terencana dari luar negeri, dengan keterlibatan dari dalam negeri," tegasnya.
Setelah aksi teror di Paris, terjadi aksi teror serupa di Amerika Serikat. Pada hari Rabu (2/12/2015) pukul 10:59 terjadi aksi teror penembakan massal di kota San Bernardino, California, AS dengan menggunakan senjata senapa otomatis, pistol serta bom pipa. Pelaku yang terdiri pasangan suami isteri melakukan penyerangan di kompleks Inland Regional Center, dengan menggunakan pakaian hitam serta masker penutup muka. Serangan dilakukan saat di kompleks tersebut berlangsung pesta liburan untuk pegawai.
[caption caption="Mobil pelaku teror di Bernardinho California rusak berat, dikepung dan ditembaki aparat keamanan, kedua pelaku tewas (foto : crisismagazine)"]
Â
Penembakan membabi buta yang dilakukan kedua orang itu mengakibatkan jatuhnya 14 orang korban tewas ditempat dan 21 orang lainnya mengalami luka-luka. Pelaku diketahui menggunakan dua senapan serbu AR-15, dua pistol jenis Llama dan Smith and Wesson. Pihak berwenang memperkirakan kedua pelaku melepaskan sekitar 65-75 tembakan. Polisi juga menemukan tiga bom pipa yang terpasang bersama-sama dan dilengkapi dengan remote control tetapi gagal meledak. Tersangka penembakan diketahui bernama Syed Rizwan Farook (28) dan Tashfeen Malik (29), sangat patut di duga sebagai cell simpatisan ISIS.
Presiden AS, Barack Obama pada hari Minggu (6/12/2015) menyatakan bahwa penembakan massal di San Bernardino, California, adalah aksi terorisme. Pernyataan itu ia sampaikan bahwa ada peningkatan serangan terorisme di seantero AS. Dikatakannya, "Ancaman teroris itu nyata, namun kita akan menghadapinya. Kita akan hancurkan ISIS dan organisasi sejenis yang dapat menyakiti. Kita akan menang dengan cara yang kuat dan cerdas, tangguh, dan tak kenal lelah untuk melawan ISIS," tegasnya.