Apakah risalah al-Zawahiri telah mempengaruhi cara berfikir kelompok teror di Indonesia? Atau juga berpengaruh terhadap kelompok radikal lainnya? Apakah ini ada kaitannya dengan penembakan polisi? Apakah mereka akan menimbulkan konflik horizontal lebih lanjut?Â
Dan apakah mereka memang mempunyai rencana akan menggulingkan pemerintahan yang sah dan mengganti dengan pemerintahan seperti keinginan mereka?Â
Itulah sebagian pertanyaan penulis yang masih tersisa. Siapakah yang bisa menjawab? Jawabannya hanya pada kegiatan intelijen strategis yang mengukur ATHG dengan parameter sembilan komponen intelijen strategis.Â
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis berharap ada pejabat terkait membacanya. Yang perlu diingat, bahwa ancaman kelompok teroris bukanlah sesuatu yang sederhana, dia bisa menghancurkan dan mengubah sebuah negara apabila tidak ditangani dengan tepat.Â
Menembak polisi hanyalah sebuah dinamika belaka untuk menunjukkan eksistensi dan meninggalkan pesan.Â
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net Â
Artikel Terkait:
Amerika Kembali Diancam Al-Qaeda, termasuk di Jakarta? Â
Homegrown Terrorism Mengancam AS,Â
Di Indonesia Terorisme Memanfaatkan Agama