Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Analisis Ancaman ISIS di Australia

22 September 2014   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:55 2874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otoritas Australia meyakini Baryalei, 33, telah merekrut setidaknya setengah dari 60 orang warga Australia yang saat ini sedang ikut berperang dengan ISIS dan memiliki posisi terpercaya dalam komando operasi di kelompok teroris yang terkait dengan Al-Qaeda.

Jaksa Michael Allnutt di Pengadikan Pusat Sydney mengatakan dugaan pelanggaran itu. "Jelas ini dirancang untuk membuat masyarakat Australia terkejut, takut dan terancam. Penggerebekan ini merupakan reaksi cepat untuk mengatasi bahaya yang sudah jelas dan memang harus ditindak," kata Allnutt.

Analisis

Penggerebekan terduga simpatisan Islamic State di Sydney dan Brisbane Australia menunjukkan bahwa kelompok militan Jihadis di bawah kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi yang dikenal dengan julukan “hantu” itu telah mampu membangun jaringan, kini hingga ke Australia. Yang membuat gelisah aparat keamanan dan warga Australia adalah rencana mereka yang secara acak akan menangkap target dan kemudian memenggalnya dan menancapkan ke bendera hitam simbolnya. Kemudian video dikirimkan ke tim media IS di Irak untuk disebarkan.

Upaya dari para anggota Islamic State asal Australia itu jelas akan merupakan sebuah iklan tersendiri di dunia internasional. Oleh karenanya, badan intelijen Australia ASIO terus melakukan pelacakan dan surveilans rencana-rencana mereka. Menurut Ketua ASIO, David Irvine pernah menyatakan pada bulan Agustus 2014 bahwa dari hasil monitornya, dari 60 warga Australia yang bergabung dengan IS di Irak, kini tersisa sekitar 45 orang. Mereka diyakini tewas dengan berbagai faktor dan aksi. Dua di antaranya setelah melakukan bom bunuh diri.

Irvine hanya menggarisbawahi mengenai peringatan ancaman ISIS di Australia. Dia menilai spionase dan intervensi asing di Negeri Kanguru telah meningkat. Tewasnya anggota ISIS asal Australia diakuinya berpotensi melahirkan anggota baru dari kalangan warga Australia. Pemerintah Australia berusaha mencegah warga mereka terlibat dalam kelompok ISIS. Sejauh ini, sekitar 160 warga Australia dilaporkan ASIO terdaftar dalam anggota ISIS. Khaled Sharrouf, anggota ISIS asal Australia, sempat memicu kemarahan di dunia maya setelah mem-posting foto anaknya yang berpose dengan kepala tentara Suriah di Twitter. “ISIS merupakan kelompok radikal yang paling banyak menyedot warga Australia dalam beberapa tahun terakhir,” kata Irvine.

Menurut Channelnewsasia, Menurut Irvine, sebelumnya belum pernah ada warga Australia yang ikut terlibat dalam kelompok radikal selain ISIS atau Islamic State. Kemudian tercatat sekitar 60 orang Australia telah membantu dua kelompok ekstrem di Timur Tengah, yakni ISIS dan Jabhat-al-Nusra yang merupakan turunan Al-Qaeda. Sekitar 100 warga di Australia lainnya juga secara aktif telah mendukung operasi ISIS. Dikatakannya bahwa para simpatisan ISIS memiliki tugas yang berbeda dengan para anggota lainnya di Timur Tengah. Mereka bertugas merekrut pejuang baru, mencari kandidat pengebom bunuh diri, menyediakan dana, dan membeli perlengkapan perang.

Ancaman di Australia membuktikan bahwa kelompok teror radikal yang menamakan Islamic State (Daulah Islamiyah) tersebut semakin merupakan ancaman nyata di Australia, yang menyeberangi wilayah Indonesia dari Timur Tengah.

Lantas pertanyaannya, bagaimana dengan monitoring di Indonesia? Australia bukan negara dengan penduduk dengan mayoritas muslim, kini saja terdapat sekitar 100 simpatisan. Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim dapat diperkirakan jumlah simpatisan Daulah Islamiya bisa 10 kali lipat, dan bahkan kini mungkin lebih. Dalam operasi penggerebekan di NTB (Bima), diketahui bahwa mereka sudah berani melempar bom rakitan kepada Densus, hingga terpaksa ditembak mati.

Kini secara pasti belum diketahui secara pasti berapa warga Indonesia yang ikut perang di Irak dan Suriah. Dengan kondisi tersebut dan melihat perkembangan Islamic State di Australia yang terbongkar, aparat keamanan Indonesia perlu bekerja keras untuk melakukan surveilans agar jangan sampai kecolongan dan terjadi aksi penggal kepala. Ini akan menurunkan citra pemerintah dan menaikkan gengsi IS di Tanah Air, yang pasti akan sangat membuat heboh dan menakutkan. Stabilitas keamanan akan sangat terganggu bila itu terjadi.

Yang menjadi salah satu titik rawan di Indonesia, dalam waktu dekat akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional. Rawan, karena dapat dipastikan ada sebuah dinamika politik khusus dan jelas perubahan nilai yang kadang sulit diprediksi. Di situlah teroris bisa memainkan peran yang berbahaya dan menakutkan. Waspada dan alert, mungkin hanya itu kata yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun