Mohon tunggu...
Prayitno
Prayitno Mohon Tunggu... Tentara - Blog pribadi

Marsma TNI (Purn) Prayitno.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyambut Keketuaan ASEAN 2023: Tinjauan Sekilas dari Perspektif Militer

11 Februari 2023   11:58 Diperbarui: 16 Februari 2023   21:29 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah faktor eksternal yang dapat dicantumkan pada the Working Paper ataupun the Concept Paper tersebut antara lain kondisi keamanan di Laut Natuna Utara yang berbatasan dengan Laut China Selatan, ketegangan peluncuran rudal balistik serta latihan bersama AS beserta sekutu-sekutunya di Asia-Timur, perubahan pandangan kebijakan AS dari semula hanya pada wilayah Pasifik meluas menjadi Indo-Pasifik. 

Saat berkunjung ke Mabes TNI pada Februari 2018, Menhan AS Jenderal (Mar) James N. Mattis menegaskan bahwa kebijakan Indo-Pasifik AS tersebut bukan merupakan ancaman bagi Indonesia dan ASEAN, walau sejak 2017 AS telah menempatkan puluhan ribu pasukan marinirnya di Pusdiklatpur AS dengan peralatan canggih di Kota Darwin, Australia-Utara. Juga munculnya Aliansi Pertahanan Trilateral AUKUS (Australia, Inggris dan AS), merebaknya virus Covid-19 yang belum berakhir dan dampak pecahnya Perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan dampak buruk pada ekonomi global.

Dalam penyampaian makalah, sebagai tuan-rumah kita tidak perlu menunjuk suatu negara adidaya tertentu, mengingat bentuk ancaman yang menonjol merupakan ancaman regional, yakni terhadap seluruh negara ASEAN dan bukan terhadap Indonesia semata. 

Kemajuan teknologi IT harus mendorong TNI berpikir jauh memiliki suatu fasilitas peralatan yang maju ke depan, mengingat peperangan konvensional telah berubah menjadi perang non-konvensional, berupa perang hibrid, perang asimetris dan penggunaan alat-alat perang elektronis berupa peralatan berkemampuan siber.  Berkaca dari kenyataan itu, perlu dipikirkan untuk mengangkat pemikiran baru, misalnya, tentang perlunya penggunaan kekuatan siber di lingkungan AB ASEAN dalam suatu Concept Paper berkaitan dengan pembangunan The ASEAN Cyber Militaries Management Center  yang berkemampuan di atas IFC (International Fusion Center) milik Singapura.  Pemikiran gagasan baru tersebut perlu dibahas secara menyeluruh dan komprehensif serta berada di luar BSSN  (Badan Siber dan Sandi Negara) yang telah dimiliki negara dan mungkin dapat mengembangkan Satuan Siber TNI yang belum lama berdiri.   Terlebih menurut rencana, Latihan Bersama AB ASEAN yang disebut AMX (ASEAN Militaries Exercise) akan dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2023. 

Mengingat TNI tidak terlepas dari Kemenhan RI, kerja sama rencana pelaksanaan Forum ACDFM dan Forum AMIM serta AMOM antara Mabes TNI dengan Kemenhan RI, dalam hal ini Ditjen Strahan Kemenhan RI, perlu lebih ditingkatkan mengingat hasil Forum ACDFM dan Forum di bawahnya dikirim kepada Menhan RI sebagai salah satu tembusan.   Bahkan saat TNI menjadi Tuan-Rumah ke-2 ACDFM tahun 2011, Panglima TNI menyampaikan hasil forum ACDFM pada awal kegiatan Forum ADMM.   Hal ini mirip dengan Ketua Delegasi AMIM dan AMOM yang membacakan hasil forum AMIM dan AMOM masing-masing di hadapan Forum ACDFM sebelum Forum ACDFM dimulai.

Perlu juga dipahami bahwa di sejumlah negara anggota ASEAN, jabatan Pangab disejajarkan dengan jabatan Sekretaris Jenderal Dephan yang mereka sebut the Permanent Secretary (Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam),  sedangkan di beberapa negara lainnya Pangab mereka juga merangkap sebagai Wakil Menhan (Vietnam, Laos). Lainnya berada di bawah Menhan langsung (Thailand, Filipina, Kamboja) dan juga ada yang dianggap sejajar dengan Menteri (Indonesia dan Myanmar).  Perbedaan tersebut kerap menjadi kendala  dalam pengajuan sesuatu hal yang baru mengingat jalur menuju pengesahan dari Menhan mereka saja panjang dan lama.  Di Indonesia, administrasi dari Panglima TNI dapat langsung ditujukan kepada Presiden RI sebagai Panglima Tertinggi (UUD 1945, Pasal 10).

Pada surat undangan, perlu diperhatikan pencantuman jenis seragam (attire) yang dikenakan saat forum berlangsung, yakni jenis PDU-III (seragam dengan jas, berdasi, lengan panjang dan berpita) pada Peraturan Seragam TNI.  Seragam tersebut berbeda nama sebutan di seluruh AB negara anggota ASEAN.   Hal ini karena pada hari yang sama, mereka akan menghadap Presiden RI, sehingga keseragaman para tamu yang menghadap Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara tuan-rumah akan seimbang, mengingat pejabat tinggi tersebut selalu mengenakan PSL (a lounge-suit) saat menerima kunjungan kehormatan.    Walau seluruh negara anggota ASEAN tergolong negara beriklim tropis, namun tidak seluruh AB ASEAN memiliki  jenis PDU-IV TNI, antara lain Singapura dan Thailand.  Oleh karena itu, jenis PDU-III pada TNI lebih tepat dan menunjukan suatu uniformity (keseragaman) selama forum berlangsung.   

Pencapaian. 

Untuk wawasan pengetahun, pada lingkup ASEAN Indonesia, dalam hal ini TNI, dari sejumlah pencapaian pada bidang lain, maka pada tingkat strategis, telah berhasil menggagas dan mendirikan sejumlah forum regional setingkat ASEAN, antara lain Pertemuan Antar Pangab ASEAN (ACDFM), Pertemuan Para Asintel AB ASEAN (AMOM), Pertemuan Para Asops ASEAN),  Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) ACDFM (ACDFM Administrative Arrangement), ACDFM-Plus (forum ini belum dilaksanakan mengingat telah dilaksanakan forum pada tingkat ADMM) dan ACDFM Flag/Banner yang digunakan saat penyerahan Keketuaan ACDFM ke tuan-rumah berikutnya tahun (2024). 

Sedangkan yang bersifat bilateral telah memberi inspirasi bagi pendirian forum sejenis dengan AB negara-negara ASEAN lainnya serta AB satu negara Pasifik, yakni dari yang semula GBC (General Border Committee) menjadi HLC (High Level Committee) dan tercatat ada enam negara yang melaksanakan bilateral HLC dengan RI. 

Juga trilateral (Indomalphi) dan multilateral (Malsindothai) yang hingga kini berjalan dengan baik dan terjadwal.   Hasil dari pencapaian tersebut memberi banyak manfaat bagi terwujudnya Kawasan ASEAN yang relatif damai dan tenang, walau gangguan dan ancaman senantiasa muncul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun