Mohon tunggu...
Prayitno
Prayitno Mohon Tunggu... Tentara - Blog pribadi

Marsma TNI (Purn) Prayitno.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyambut Keketuaan ASEAN 2023: Tinjauan Sekilas dari Perspektif Militer

11 Februari 2023   11:58 Diperbarui: 16 Februari 2023   21:29 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Materi Pokok.

Sebagai Tuan-Rumah ACDFM, TNI harus menyiapkan dan menyusun serangkaian kegiatan baik untuk Forum Para Pangab sebagai acara pokok maupun acara kegiatan pendukung lainnya, seperti undangan yang harus telah dikirim dengan memuat tema-utama dan konsep kesepakatan bersama (the Joint Statement) para Pangab sebagai Ketua Delegasi. Juga perlu dipersiapkan kegiatan kunjungan kepada pejabat negara, seperti Presiden RI sebagai Panglima Tertinggi (UUD 1945, Pasal 10), yang tentunya berbeda dengan negara ASEAN lainnya, bahkan pada kegiatan kulo nuwun peserta, Presiden RI waktu itu menjamu Makan-Pagi Bersama seluruh Ketua Delegasi ACDFM, AMIM dan AMOM di Istana Kepresidenan pada April 2011. 

Selain itu, juga perlu disusun kegiatan olahraga (bersifat tentatif) seperti golf, atau kunjungan ke lokasi strategis lainnya serta termasuk acara ibu-ibu (the Ladies' Program).

Apabila dipandang perlu Indonesia, dalam hal ini TNI, ingin mengajukan satu hal baru, maka selain menyampaikan naskah utama (the Working Paper) Indonesia harus menyiapkan satu naskah the Concept-Paper yang menghantar alasan diajukannya seperti saat TNI mengajukan draf Juklak ACDFIM tahun 2012 di Kamboja, ACDFIM-Plus di tahun 2014 di Myanmar dan saat pengajuan the ACDFIM Flag/Banner tahun 2015 di Malaysia dan tahun 2016 di Laos, yang hingga kini semua gagasan TNI tersebut berlangsung rutin, termasuk ACDFM, AMIM dan AMOM, kecuali ACDFM-Plus karena sebagian Pangab ASEAN beralasan kegiatan Plus telah dilaksanakan oleh ADMM.   Naskah the Concept Paper, biasanya dikirim bersamaan dengan draf the Joint Statements, lebih awal sebelum Forum ACDFM dimulai dan paling lambat sebelum forum AMIM (Pertemuan Para Asintel AB ASEAN) dan forum AMOM (Pertemuan Para Asops AB ASEAN) diselenggarakan secara back-to-back.   

Gagasan Baru.

Memasuki tahun 2023 dan di bawah kepemimpinan Panglima TNI yang juga baru serta bersamaan dengan Peringatan ke-20 ACDFM sejak 2001, sangat wajar apabila TNI sebagai Tuan-Rumah ke-3 Forum ACDFM 2023 menyuguhkan segala hal yang terbaik, sehingga dapat memberikan the benchmark kepada delegasi lainnya.  Hal ini pernah dicapai saat TNI mengirim Tim Asistensi yang memberikan pelatihan penyelenggaraan Forum ACDFM kepada AB Kamboja (RCAF) pada tahun 2011 saat TNI menjadi Tuan-Rumah ke-2 dan kemudian Kamboja menjadi tuan-rumah forum 2012. Sebagai catatan, tahun 2002 tidak ada forum ACDFM, sedangkan forum 2004 diundur ke awal 2005 oleh Malaysia sebagai ungkapan toleransi, karena Indonesia dilanda tsunami dan forum 2009 digeser ke 2010 karena Vietnam belum siap.

Gagasan baru dari TNI dapat diungkapkan pada Tema-Utama yang ditawarkan kepada 9 Negara Anggota ASEAN lainnya dan seyogianya bersifat strategis dan bermuatan diplomatis serta politis sesuai dengan kebijakan politik luar negeri kita yang bebas-aktif, seperti penegasan Bapak TNI, Jenderal Besar Soedirman, bahwa 'Politik TNI adalah politik negara.'   Landasan pemikirannya dapat dikutip dari Piagam ASEAN (Bab XI Pasal 36)  yang menegaskan bahwa Semboyan ASEAN itu 'One Vision, One Identity, One Community.' 

Selain itu, patut diperhatikan instruksi Presiden RI kepada Panglima TNI sesuai pelantikan yang salah satunya Menjaga Kedaulatan NKRI, di samping program prioritas Panglima TNI. 

Dengan demikian, yang ditawarkan kepada Negara Anggota ASEAN lainnya akan seiring sejalan dengan kebijakan Pimpinan TNI dan memberikan manfaat besar kepada sesama Negara Anggota ASEAN lainnya yang pada akhirnya Sentralitas dan Masyarakat ASEAN akan senantiasa terjaga dengan baik.

Faktor Eksternal.

Sebagai negara terbesar di Kawasan ASEAN dan merupakan salah satu pendiri organisasi ASEAN pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dan secara geografis terletak strategis di antara dua benua dan dua samudera luas, serta merupakan negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, Indonesia tidak akan terlepas dari faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi nasionalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun