Mohon tunggu...
Prayitno
Prayitno Mohon Tunggu... Tentara - Blog pribadi

Marsma TNI (Purn) Prayitno.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Morotai: Surga Pariwisata di Indonesia Timur

19 Desember 2021   15:10 Diperbarui: 19 Desember 2021   15:28 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dikarenakan sebagian wilayah Indonesia masih banyak kekurangan, baik struktur maupun infrastrukturnya dan secara tidak langsung membutuhkan pembiayaan anggaran yang tidak sedikit. 

Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI didukung oleh semua stakeholder terkait perlu terus bergegas mendorong perintah Presiden RI dengan mengembangkan zona-zona wisata secara bertahap, sehingga menjadi ciri khas daerah wisata tersebut.

Sebenarnya di hampir semua titik-titik wisata unggulan di Indonesia, daerah wisata tersebut telah memiliki kekhasan kegiatan wisata tertentu. Sail Bunaken di Manado, tahun 2009, misalnya, telah mampu menampilkan Armada ke-7 Komando Pasifik (sekarang Indo-Pasifik) AS yakni Kapal Induk George Washington dengan satuan gugus-tugasnya.  

Tampilan yang menarik adalah saat seluruh kekuatan alat perang tersebut melakukan fleet review  dan Komandan Satuan Gugus tersebut berbicara dan  menyapa Presiden SBY dan Ibu Negara serta seluruh pengunjung yang hadir, di samping menampilkan pesawat terbang tempur yang lepas landas dari geladak kapal-induk tersebut. 

Tidak ada negara lain di dunia yang mampu menampilkan satuan gugus tugas tempur laut AS dalam suatu kegiatan semacam Sail Bunaken 2009. Kapal Induk AS Abraham Lincoln yang lego jangkar di laut lepas Aceh pada awal 2005 berbeda tujuan, karena sedang memberikan bantuan kemanusiaan sehubungan terjangan bencana tsunami akhir Desember 2004.    

Selain bernilai strategis, Morotai memiliki nilai sejarah yang melibatkan AS dan sekutunya pada PD-II sebagai pangkalan aju Panglima legendaris Sekutu Jenderal McArthur dalam menahan serbuan Jepang sebelum lanjut ke Australia.  Infrastruktur yang telah dibangun PT Jababeka Morotai, sebagaimana dijelaskan Presdir-nya, guna mendukung pengembangan wilayah  telah sangat lebih dari sekedar memadai.  

Pengembangan jalur link melalui direct flight antar kota di sejumlah pulau wilayah Indonesia timur, hingga ke Darwin, Australia-Utara, (sebenarnya lebih tepat Sydney), merupakan langkah strategis. Bahkan Dubes Polandia untuk RI, Mrs. Beata Stoczyska, didampingi keluarga beserta rombongan telah mengunjungi Morotai selama seminggu pada akhir November yang lalu atas undangan Presdir PT. Jababeka Morotai. 

Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan selain dari langkah yang dilakukan  seperti yang juga dikembangkan oleh sejumlah negara yang sektor pariwisatanya telah maju, misal Pulau Sentosa, Singapura, yang 'memindahkan'  beberapa keajaiban dunia ke wilayah tersebut, seperti Universal Studio, Menara Eiffel, kincir raksasa the Eye of London, dlsb.  

Perairan sempit di antara beberapa pulau kecil mereka tutup dengan pasir putih yang didatangkan dari Indonesia dan Kamboja.  Di Kamboja, selain Angkor Wot, mereka juga membuka tempat bekas penyiksaan  tahanan oleh pasukan Khmer Merah pimpinan Pol Pot, dikenal sebagai bangunan P-21, sedangkan di Hanoi, Vietnam, Musoleum berisi tubuh Ho Chi Min yang dibalsem, terus didatangi pengunjung.  

Belum di Thailand, Korea Utara, Malaysia dan Filipina. Indonesia  benar-benar memiliki lebih dari sekedar itu. Harus ada pemikiran strategis tentang apa yang akan dibangun sebagai benchmark Morotai.

Sejumlah langkah, di luar yang telah disusun PT. Jababeka Mototai,  untuk merealisasikan program yang telah dirintis tersebut perlu diaktualisasilan dengan terjadwal, terprogram dan terlaksana serta terkelola dengan profesional dan profitable, antara lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun