Program Edukasi Pemilahan Sampah di Sekolah
Di Kota Malang, beberapa sekolah sudah mulai menerapkan program pemilahan sampah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan lingkungan. Sekolah-sekolah ini melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan seperti lomba daur ulang, pembuatan kompos dari sampah organik, serta diskusi kelas mengenai bahaya sampah plastik bagi lingkungan. Salah satu contoh program yang cukup sukses adalah "Sahabat Sampah" yang mengajak siswa SD untuk mengumpulkan sampah plastik di sekolah dan rumah, yang kemudian disetorkan ke bank sampah untuk didaur ulang.
Selain itu, sekolah-sekolah juga mulai menyediakan tempat sampah yang dipisah berdasarkan kategori sampah organik dan anorganik, sehingga siswa dapat langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Guru dan orang tua pun berperan aktif dalam memberikan arahan dan contoh mengenai pentingnya memilah sampah.
Tantangan dan Harapan
Meskipun program edukasi ini sudah mulai berjalan, tantangan besar masih menghadang. Banyak sekolah yang masih minim fasilitas, seperti tempat sampah terpisah atau program daur ulang yang terstruktur. Selain itu, pemahaman dan dukungan dari orang tua juga perlu ditingkatkan agar kebiasaan memilah sampah tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah.
Namun, harapan tetap ada. Dengan kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, Kota Malang dapat menjadi salah satu kota percontohan dalam hal pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Anak-anak sebagai generasi penerus diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam menciptakan budaya bersih dan sehat di kota mereka.
Edukasi pemilahan sampah bagi anak-anak bukan hanya soal menjaga kebersihan kota, tetapi juga tentang membentuk karakter peduli lingkungan yang akan terus mereka bawa hingga dewasa. Dengan demikian, Kota Malang bisa tetap indah, hijau, dan bersih untuk generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H