Ketika kemampuan yang demikian sudah kita miliki, barulah kita bisa menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri.
Buddha juga memberikan nasihat atau instruksi yang sama.
Mengendalikan diri sendiri adalah cara untuk meraih kebahagiaan, baik dalam bentuk kelahiran kembali yang baik ataupun bentuk-bentuk lainnya.
Guru besar India, Shantidewa, mengatakan bahwa selain mengendalikan batin kita sendiri, tak ada lagi pekerjaan di dunia ini yang perlu dilakukan. Di luar dari tugas ini, segala macam pekerjaan lainnya di dunia ini tak ada gunanya sama sekali. Jadi, yang harus kita lakukan adalah mengendalikan batin kita sendiri, mengamati apa yang sedang terjadi pada batin kita dan apa yang muncul di dalamnya; inilah yang paling penting untuk dilakukan. Semua pekerjaan lainnya sama sekali tak penting, sama sekali tak bermanfaat. Ketika kita sudah sanggup mengendalikan atau mengamati batin kita sendiri, manfaat-manfaat akan muncul dengan sendirinya.
Berikutnya, ada kutipan dari Guru besar lainnya, Atisha Dipankara Srijnana, yang berbunyi, "Siang dan malam, amatilah batinmu sendiri. Periksalah batinmu sendiri, apakah itu di pagi, siang, ataupun malam hari secara terus-menerus dan berulang-ulang." Kita harus mengamati apa yang terjadi di dalam batin kita sendiri dan jangan biarkan segala bentuk pikiran muncul tanpa kita sadari sama sekali. Yang harus kita lakukan adalah menyadari dan mengamatinya.
Perjalanan Buddha mengajar selama 45 tahun, dengan beragam variasi Dharma, pada dasarnya juga hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk mengendalikan batin.
====
Tulisan di atas disarikan oleh Prawirawara Jayawardhana berdasarkan sesi-sesi pengajaran Guru Dagpo Rinpoche.
Guru Dagpo Rinpoche adalah seorang Guru Besar kelahiran Tibet namun memiliki hubungan yang sangat erat dengan Indonesia, karena garis kelahiran kembali beliau dapat ditelusuri hingga ke Guru Suwarnadwipa dari Kerajaan Sriwijaya, sebagaimana dikukuhkan oleh Yang Maha Suci Dalai Lama ke-13. Di dunia saat ini, selain dikenal sebagai Kelahiran Kembali yang Otentik dari Sang Mahabiksu abad ke-10 dari Sriwijaya tersebut, beliau juga dikenal sebagai seorang Guru Besar Pemegang Silsilah Otentik dari Tradisi Lamrim (Tahapan Jalan Menuju Pencerahan), sebuah tradisi yang diprakarsai oleh Guru Atisha sejak abad ke-10, yang mengajarkan cara belajar dan memeditasikan ajaran-ajaran Buddha secara terstruktur dan bertahap. Tahun 2019 menandai 30 Tahun Cipta, Karsa dan Karya Guru Dagpo Rinpoche di Nusantara, sebuah perjalanan yang sudah dimulai beliau sejak 1989 hingga sekarang. Dengan demikian, beliau menjadi salah satu dari tidak banyak guru-guru besar yang telah membina Buddhadharma di Indonesia secara konsisten selama tiga dasawarsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H