Praktisi Dharma yang sejati dimulai pada kelompok ketiga ini, makhluk bermotivasi kecil-agung, yaitu makhluk yang setidaknya memiliki sedikit aspirasi spiritual.
Berdasarkan penjelasan ihwal makhluk bermotivasi kecil ini, kita perlu memeriksa batin kita untuk menentukan di manakah posisi kita di antara 3 kategori ini. Apakah kita terbilang makhluk bermotivasi kecil-kecil yang hanya bertindak demi kehidupan sekarang? Ataukah kita termasuk makhluk bermotivasi kecil-menengah yang masih terbagi antara menikmati kesenangan saat ini sembari berusaha untuk mengejar kehidupan mendatang? Ataukah kita tergolong makhluk bermotivasi kecil-agung yang mengutamakan kepastian kebahagiaan di kehidupan mendatang?
Dengan bertanya pada diri sendiri seperti ini, posisi kita akan menjadi lebih jelas.
Apakah ciri makhluk bermotivasi kecil (yang agung)? Mereka merasa bahwa sebanyak apapun kesenangan yang dialami dalam kehidupan saat ini, kesenangan ini takkan bertahan lebih dari 100 tahun. Lebih jauh, mereka harus meninggalkan semuanya. Jadi, kebahagiaan sebesar apapun juga memiliki kekurangan besar, seperti ketidakstabilan dan ketidakmampuannya dalam memberi kepuasan yang permanen. Â Â Â Â Â Â
Kemudian yang berikutnya adalah makhluk yang bermotivasi menengah. Mereka memandang lebih jauh ke depan, sebab mereka tahu bahwa kebahagiaan sementara yang diperoleh akibat kelahiran yang baik di dalam samsara tak mengubah fakta bahwa kelahiran berikutnya itu tak pasti. Bahkan bila mereka bisa memastikan kepemilikan kondisi yang baik dalam 5 kali kelahiran berturut-turut, apa yang terjadi pada kelahiran ke-6 masih menjadi misteri.
Banyak orang membeli polis asuransi untuk melindungi diri dari hal-hal yang tak diinginkan atau risiko yang mungkin terjadi. Kondisi yang sama dilakukan oleh makhluk bermotivasi menengah. Mereka meramalkan bahwa walaupun mereka bisa menjamin kebahagiaan jangka panjang di dalam samsara, masih tetap ada kemungkinan status mereka akan merosot suatu hari nanti, jatuh ke dalam bentuk kehidupan rendah, dan terpaksa mengalami penderitaan yang luar biasa. Mengapa demikian? Sebab selama kita belum sepenuhnya membuang semua klesha, cepat atau lambat klesha akan mendorong kita menciptakan karma yang berakibat kelahiran di alam rendah. Makhluk bermotivasi menengah sadar bahwa jika mereka tetap berada di dalam samsara, tak ada kepastian dan pembebasan sejati, dan mereka akan terus mengalami aneka bentuk penderitaan, dari yang paling kasar hingga yang paling halus. Oleh sebab itu, mereka mencari pembebasan penuh dari penderitaan akibat kelahiran berulang, yakni dalam bentuk nirwana pribadi.
Para praktisi ini punya pandangan yang lebih luas dan kebijaksanaan yang lebih besar daripada makhluk bermotivasi kecil. Dengan memahami bahwa kelahiran berulang ini tak berharga dan bahwa yang kita sebut kebahagiaan itu sifatnya sangat lemah, mereka berusaha memperoleh pembebasan sejati dari karma dan klesha agar tetap bisa mempertahankan kondisi mereka. Namun, mereka belum termotivasi oleh kepedulian akan kesejahteraan makhluk lain; perhatian mereka hanya terfokus pada kebahagiaan pribadi. Mereka ingin bebas dari deraan penderitaan samsara. Mereka berlatih untuk mencapai ke-arhat-an.
Kategori ketiga adalah makhluk yang bermotivasi agung. Para makhluk di dalam kelompok ini merasa bahwa ada yang salah jika mereka hanya memedulikan kesejahteraan pribadi. Mereka menganggap makhluk lain lebih penting daripada diri sendiri, semata-mata karena 'makhluk lain' jumlahnya jauh lebih besar. Lebih jauh, mereka sadar bahwa makhluk lain telah begitu baik dan murah hati pada mereka di kehidupan lampau yang tak terhitung jumlahnya. Oleh sebab itu, makhluk bermotivasi agung membangkitkan aspirasi untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan dan menempatkan mereka pada kondisi kebahagiaan abadi. Mereka merasa punya tanggung jawab pribadi atas hal ini. Untuk itulah, mereka merasa perlu mengembangkan potensi diri sepenuhnya untuk mencapai tingkat perkembangan spiritual tertinggi, yakni pencerahan lengkap atau Kebuddhaan.
Perlu dipahami bahwa pengelompokan-pengelompokan ini adalah dibuat berdasarkan fakta yang diamati secara langsung oleh sang ahli psikologi yang tak tertandingi, yang hidup di abad ke-6 Sebelum Masehi di India. Beliau adalah Buddha sendiri. Jadi tidak ada celah yang bisa diperdebatkan dalam hal ini jika kita gunakan untuk berintrospeksi. Dan ini bukan dibuat dengan tujuan untuk merendahkan kelompok yang satu atau memuliakan kekompok yang lain. Ingat bahwa ajaran Buddha selalu bertujuan untuk melatih batin dan hal pertama yang perlu diketahui sebelum bisa mulai berlatih adalah kita perlu tahu terlebih dahulu, titik start kita berada di mana. Hal yang sama juga dilakukan di dunia modern saat ini dengan adanya bermacam placement test sebelum kita memulai kelas-kelas kursus tertentu.
Dan inilah tata cara mengikuti jalan Buddhis  untuk menuju pencerahan, secara bertahap sampai tujuan akhir tercapai.
Kita mulai pada level kita saat ini, diawali dengan motivasi kecil dan berusaha melewati seluruh tahapan jalan sampai kita memperoleh tingkatan tertinggi, yaitu tahapan jalan untuk makhluk bermotivasi agung.