Pada mulanya, mungkin pemaparan ini akan sedikit sulit dipahami. Namun memang di dalam Buddhisme dikenal adanya tiga objek pengetahuan.
- Yang pertama adalah pengetahuan yang terlihat secara langsung dalam bentuk fenomena-fenomena yang bermanifestasi. Pengetahuan ini dapat dengan mudah dan langsung kita ketahui melalui persepsi indera.
- Kemudian yang kedua adalah fenomena yang sedikit tersembunyi, yaitu pengetahuan yang tidak dapat dipersepsi secara langsung oleh indera namun perlu dideduksi dengan kekuatan logika berdasarkan keterhubungan antar satu hal dengan yang lain. Contohnya adalah ketika kita melihat asap mengepul dari balik sebuah bukit, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ada api di sana meskipun kita tidak dapat melihat api itu secara langsung.
- Terakhir adalah pengetahuan jenis ketiga yaitu fenomena yang sangat tersembunyi, yang sangat sulit dipahami oleh orang-orang biasa seperti kita. Contoh pengetahuan yang masuk ke dalam kategori ini antara lain adalah prinsip kerja karma secara detil. Karena kompleksitasnya, kita sangat sulit memahami dengan pasti bagaimana keterkaitan antara sebuah akibat dengan berbagai aspek penyebabnya yang saling mempengaruhi, kecuali tentu saja apabila kita sudah memiliki suatu pencapaian tertentu seperti halnya Buddha.
Karena itu pulalah, di dalam tradisi Tahapan Jalan Menuju Pembebasan, biasanya diajarkan agar kita sebaiknya tidak mengandalkan persepsi kita yang sangat tidak bisa diandalkan ini untuk menilai dan merendahkan ataupun mengabaikan ucapan-ucapan Buddha yang mungkin belum bisa kita pahami pada saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!