Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi Surabaya Menjadi Kebanggaan Bangsa

27 Juni 2017   23:46 Diperbarui: 28 Juni 2017   00:46 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andy Suryansah [Foto: Facebook Andy Suryansah]

Surabaya ~ Surabaya ~ oh Surabaya
Kota kenangan ~ Kota kenangan
Takkan terlupa
Di sanalah ~ di sanalah ~ di Surabaya
Pertama lah ~ tuk yang pertama
Kami berjumpa

Penggalan bait lagu legendaris ini sangat cocok disematkan pada kisah perjumpaan pertama kedua orangtuaku di kota Surabaya. Lahir di Jayapura dan menikmati masa kecil hingga dewasaku di kota Jakarta, namun entah kenapa terbersit dalam hati kelak pasti akan menjejakkan kaki untuk menetap di kota pesisir berhawa panas. Meskipun berwargakotaan Jakarta Selatan, tapi Persipura dan Persebaya selalu kujagokan dalam kompetisi sepakbola nasional. Deretan nama seperti I Gede Putu Yasa, Rae Bawe, Seger Sutrisno, sangat membekas dalam ingatan meski dukungan cukup dari depan layar kaca televisi.

Eh benar saja pada awal tahun 2004 akhirnya bermigrasi ke kota yang warganya terkenal dengan ucapan 'rek rek' dan 'jancuk cuk'. Belasan tahun tinggal di Surabaya, anehnya gak doyan sama rujak cingur dan tetap gak tertular aksen medok Suroboyoan. Sukanya sih menyantap tahu tek, lontong balap, semanggi dan krengsengan. Tapi anehnya lagi sudah tak terlalu menjagokan Persebaya lagi. Iki piye cuk cuk! Eh maaf, iki piye rek rek!

Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar nomor dua di Indonesia, terus berbenah diri merubah wajah kota. Kekumuhan mulai pudar dengan penataan kota berkat sentuhan sang walikota Tri Rismaharini, yang merupakan mantan pimpinan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Ini terbukti dari tak hanya penghargaan Adipura Kencana berturut-turut tahun 2011 hingga tahun 2014 dan Adipura Paripurna tahun 2016, namun juga berbagai penghargaan internasional yang sangat bergengsi.

Surabaya Green & Clean (SGC) yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) sejak tahun 2005, merupakan salah satu program peningkatan kualitas lingkungan dalam bentuk edukasi dan apresiasi. Penyelenggaraan SGC ditandai dengan sosialisasi kebersihan lingkungan dan apresiasi dalam bentuk lomba kebersihan antar Rukun Tetangga (RT) se-Surabaya.

Dengan penataan lingkungan kampung perkotaan yang baik, akan memberikan akses lingkungan yang sehat bagi warga kota. Ketika warga kota telah sehat jiwa dan raga, tentunya akan memunculkan berbagai macam spirit kreativitas. Ini sangat dibutuhkan sekali untuk mendukung penuh kegiatan perekonomian bidang jasa, industri dan perdagangan.

Tapi sayangnya kedua kampung tempat menetapku secara bergantian di wilayah utara dan timur kota Surabaya, masih harus terus berbenah untuk sekedar terlihat lebih hijau.

Selain berkurangnya kekumuhan lingkungan perkampungan kota, juga telah tumbuh kesadaran warga kota dalam mengapresiasinya. Tak hanya menjadi sadar lingkungan, namun juga memanfaatkan berbagai limbah rumah tangga untuk dijadikan produk kreatif yang bernilai ekonomis tinggi. Industri kreatif skala UMKM tumbuh dengan berbasis teknologi sederhana hingga teknologi yang relatif canggih.

Kampung Dupak Bangunsari Kec.Krembangan [Foto:Dinas Perdagangan Surabaya]
Kampung Dupak Bangunsari Kec.Krembangan [Foto:Dinas Perdagangan Surabaya]
Program penataan lingkungan yang berani dilakukan oleh Walikota Tri Rismaharini, adalah revitalisasi kawasan eks lokalisasi kawasan Kremil & Dupak Bangunsari di Kecamatan Krembangan hingga kawasan Dolly & Jalan Jarak di Kecamatan Sawahan.

Perlahan tapi pasti telah ada pengurangan secara signifikan rumah eks aktivitas lokalisasi di Kremil dan Dupak Bangunsari, dengan telah kembali beralih fungsi sebagai rumah tinggal penduduk. Untuk pekerja seks komersial (PSK) yang bukan penduduk kota Surabaya, telah banyak yang sukarela ke kampung halamannya masing-masing dengan adanya pembekalan ketrampilan usaha terlebih dahulu. Sementara yang merupakan warga setempat telah membentuk komunitas usaha mikro di bidang kuliner serta kerajinan batik dan fesyen.

Revitalisasi yang paling fenomenal dan terdengar gaungnya hingga luar negeri tentu saja penataan kawasan Dolly & Jalan Jarak. Keseriusan Pemkot terlihat dengan keseriusan dalam membeli rumah - rumah eks lokalisasi untuk dijadikan sarana sentra pengembangan UMKM sebagai destinasi wisata edukasi.

Menjelang perayaan 724 Tahun Kota Surabaya lalu, Pemkot terus berbenah mempercantik kawasan Dolly. Ajang bertajuk "Dolly Saiki Fest 2017"  yang dimulai 13 Mei hingga 16 Juli 2017, digelar untuk menguatkan imej Dolly sebagai salah satu sentra pengembangan UMKM dan destinasi wisata ramah lingkungan terkini. Berbagai event mulai dari pelatihan (pemadaman kebakaran,pramuwisata berbahasa Inggris), dolanan bocah lawas, Dolly City Tour, kontes becak berwarna, pemutaran film Komunitas Love Surabaya hingga puncaknya Dolly Night Run dan Jalan Sehat.

Kampung Putat Jaya Kec.Sawahan [Foto:Surya.co.id]
Kampung Putat Jaya Kec.Sawahan [Foto:Surya.co.id]
Hasilnya kini salah satu kampung dalam kawasan Dolly bernama Putat Jaya, kini terpilih sebagai wakil kota Surabaya dalam lomba antar kampung se provinsi Jawa Timur. Kampung warna warni mural yang telah menjadi destinasi wisata ini, telah memiliki industri kecil UMKM seperti sablon, kerajinan batik, telor asin hingga kurumi (rumput laut).

Kedepannya kampung-kampung tersebut dipersiapkan menjadi kawasan wisata budaya seperti Malioboro Jogjakarta. Target menuju Malioboro-nya Suroboyo ini, ternyata telah dimulai dengan program yang diinisiasi oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program tersebut antara lain pengajaran bahasa asing (Korea, Jepang, Inggris), produksi kerajinan, serta kuliner seperti Taledo (takoyaki lele dolly) tanpa pungutan biaya apapun.

Wah bicara kampus (perguruan tinggi) di Surabaya, telah ada lho kampus yang mempersiapkan mahasiswanya untuk terjun dalam industri kreatif. Universitas Surabaya (Ubaya) telah memiliki Fakultas Industri Kreatif. Sementara itu Universitas Ciputra bahkan mempersiapkan seluruh mahasiswanya apapun jurusan pendidikannya, akan menjadi wirausahawan berkelas dunia. Makanya tak perlu heran jika berkunjung ke pameran industri kreatif, akan dijumpai kreasi inovatif dari mahasiswa maupun alumni Universitas Ciputra Surabaya.

Kemunculan kaum muda industri kreatif yang berasal dari perguruan tinggi, kini telah diwadahi berkat sinergitas pelaku industri dan pemerintah. Program inkubasi & akselerasi usaha rintisan (startup) bernama "Start Surabaya" yang berlokasi di Forward Factory ~ Spazio Surabaya, telah mengakomodasi 45 anak muda dari berbagai universitas ternama di Surabaya. Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang minat dan keilmuan, selama tiga bulan akan saling bekerjasama mengembangkan ide. Kemudian berkolaborasi bersama komunitas serta industri teknologi & kreatif seperti Waft Lab, Ayorek! dan Fotografer*net.

Rek ayo rek
mlaku-mlaku nyang Tunjungan (ayo ngan)
Rek ayo rek
rame-rame bebarengan (ayo ngan)

Cak ayo cak
sopo gelem melu aku (ku ku)
Cak ayo cak
golek kenalan cah ayu

Penggalan bait lagu legendaris di atas, tentu saja mengingatkan kenangan akan kawasan Tunjungan di Surabaya tempo doeloe. Kini banyak sentra bisnis dan belanja baru lebih modern sekitar Jalan Tunjungan yang menenggelamkan kejayaan Siola. Dahulu Siola yang sempat  menjadi salah satu ikon pusat belanja modern, terus mengalami masa surut. Namun gedung Siola yang telah menjadi cagar budaya ini, oleh pihak Pemkot selalu diupayakan untuk tidak mangkrak.

Salah satu upaya terkini adalah penggunaan Siola untuk sarana pengembangan industri kreatif UMKM. Dua ajang festival industri kreatif pun telah dilaksanakan di Siola, yaitu Popular Culture Convention (Popcon) Surabaya 2016 dan Geekfest 2017. Kini bagian dalam gedung Siola ada yang telah dipermanenkan oleh Pemkot sebagai wadah mengekspos produk industri kreatif warga kota Surabaya. 

Sementara Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kota Surabaya saat ini mewadahi sekitar 210 UMKM. Produk kreatif tersebut di-display dalam galeri yang berlokasi di ITC Megagrosir Gembong Surabaya. Ada sebagian kecil yang telah dapat menembus pasar ekspor AS dan Eropa. Dekranasda Kota Surabaya pun sangat aktif mengadakan berbagai pameran di Balai Pemuda Surabaya, serta berbagai pusat perbelanjaan utama seperti Ciputra World, Royal Plaza, BG Junction, Tunjungan Plaza, Supermal Pakuwon.Namun kita juga dapat melihat langsung berbagai produk industri kreatif se-Jawa Timur, yang di-display dalam galeri Dekranasda Jawa Timur. Galeri ini berlokasi di Jalan Kedungdoro Kota Surabaya.

Foto: orenztaxi.com
Foto: orenztaxi.com
Bagi yang menjelajah kota Surabaya dengan moda transportasi umum, tentu akan menggunakan taksi demi keamanan dan kenyamanan. Namun siapa yang tak mengenal taksi O-Renz dengan slogan Care~Cozy~Courtesy, yang bernaung dalam salah satu anak usaha PT Astra International Tbk bernama PT Serasi Autoraya (Sera). Taksi berwarna oranye yang dikelola oleh PT Serasi Transportasi Nusantara sejak tahun 2005 ini, telah dan tetap menjadi taksi kebanggaan serta pilihan utama (ikon) bagi warga kota Surabaya. Gak percoyo? Tanya saja langsung ke arek-arek Suroboyo, meski kini taksi terkemuka asal Jakarta telah berekspansi ke kota Surabaya.

Nah Astra yang memiliki berbagai unit usaha di Surabaya, turut menaruh perhatian pada isu lingkungan dan pengembangan industri kreatif di kota pahlawan ini. Semuanya itu diwujudkan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR ~ customer social responsibility). Program CSR yang digodok oleh divisi khusus bernama  Environment Social Responsibility (ESR) Astra International, diimplementasikan melalui kegiatan CSR anak usaha Astra maupun sembilan yayasan yang bernaung dalam Astra.

Dimanapun instalasi Astra berada, haruslah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan sekitar. "Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara" , inilah filosofi butir pertama Catur Dharma Astra yang menjadi pedomannya.

Peresmian KBA Sukolilo oleh Prijono Sugiarto dan Tri Rismaharini [Foto: SATUIndonesia.com]
Peresmian KBA Sukolilo oleh Prijono Sugiarto dan Tri Rismaharini [Foto: SATUIndonesia.com]
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat di tempat tinggalnya, Astra menginisiasi program Kampung Berseri Astra (KBA). Harapannya KBA akan dapat mandiri dan produktif, serta menularkan budaya hidup sehat ke kampung-kampung lainnya. Kampung Keputih Tegal Timur di Kecamatan Sukolilo yang beruntung mendapatkan kehormatan sebagai bagian KBA di wilayah kota Surabaya. KBA Sukolilo yang diresmikan pada 14 Oktober 2014 oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto, dikenal sebagai kampung yang memiliki tata lingkungan baik dan semangat gotong royong yang tinggi antar warganya. Ini dibuktikan oleh KBA Sukolilo dengan raihan penghargaan dalam ajang SGC 2014.

Instalasi Pengolahan Air KBA Sukolilo [Foto:antaranews.com]
Instalasi Pengolahan Air KBA Sukolilo [Foto:antaranews.com]
Seiring Goal Astra 2020 "Pride of The Nation", maka di tahun yang sama ditargetkan KBA Sukolilo akan menjadi ikon kota Surabaya. Ini sebelumnya yang pada tahun 2013-2014 dicanangkan menjadi kampung bersih dan asri, dan menjadi pusat wisata edukatif di tahun 2015-2016. Kini KBA Sukolilo memilki berbagai fasilitas mandiri seperti bank sampah, instalasi pengolahan air bersih, balai pertemuan serbaguna (buat Posyandu, rumah pintar).

Jika sudah berada di lingkungan yang sehat, akan relatif mudah untuk memacu kreativitas warganya dalam mengembangkan (passion) hidupnya. Arek Suroboyo membuktikan sebagai bagian generasi muda kreatif yang menyabet SATU Indonesia Award yang diselenggarakan Astra sejak tahun 2010. Sementara ada 8 arek Jawa Timur lainnya (Lumajang, Banyuwangi, Pasuruan, Jombang, Gresik, tiga arek Malang) yang tercatat sebagai bagian dari keseluruhan pemenang SATU Indonesia Award dari seluruh Indonesia.

SATU Indonesia Award merupakan persembahan Astra dalam mencari mutiara muda bangsa berusia 18-35 tahun, yang memiliki kepedulian dan kontribusi bagi pemberdayaan kesejahteraan masyarakat. Apresiasi ini diberikan dalam lima kategori yaitu Pendidikan, Kesehatan, Teknologi, Lingkungan dan Kewirausahaan. Apresiasi diberikan dalam bentuk dana bantuan dan tentu saja pembinaan kegiatan berkelanjutan. Wow keren rek rek!.

Wah pasti pada penasaran siapa saja ketiga arek Suroboyo tersebut. Yuk kita lihat profil mereka yang sangat menginspirasi.

Tutus Setiawan [Foto: SATUIndonesia.com]
Tutus Setiawan [Foto: SATUIndonesia.com]
Tutus Setiawan yang arek Dupak Kecamatan Krembangan ini, merengkuh SATU Indonesia Award 2015 ditengah keterbatasan penglihatannya. Difabel Netra ini berhasil menginspirasi sebagai "Pembuka Mata Tuna Netra". Melalui Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) yang didirikannya, Tutus bersama rekan sesama difabel netra ingin menghapuskan stigma bahwa difabel netra itu bukanlah suatu beban. Dengan tiga program utama yaitu pendidikan & latihan (diklat), riset dan advokasi, pemberdayaan dilakukan untuk mematahakan angggapan bahwa difabel netra hanya bisa bekerja sebagai tukang pijat. Dengan pembelajaran melaui komputer via mode suara, kini difabel netra pun akan dapat belajar jurnalistik, dapat mengisi kebutuha operator telepon di kantor, maupun untuk kebutuhan mobiltas yang mandiri.   

 

Idham Aulia [Foto: Twitter @SATU_Indonesia
Idham Aulia [Foto: Twitter @SATU_Indonesia
Kemudian ada Idham Aulia yang saat itu merupakan arek mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini, meraih SATU Indonesia Award 2014 dengan karya "Teknologi Kapal Pembersih Sampah". Teknologi yang dikembangkan Idham Aulia bersama beberapa rekan di kampus ITS, dikhususkan pembersihan sampah di laut dangkal. Memang memprihatinkan melihat sampah-sampah yang berserakan di laut dangkal sekitar kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

Andy Suryansah [Foto: Facebook Andy Suryansah]
Andy Suryansah [Foto: Facebook Andy Suryansah]
Sementara itu arek Dupak Rukun Kecamatan Asemrowo bernama Andy Suryansah menjadi "Pahlawan Anti-Nyamuk", saat merengkuh Satu Indonesia Award 2013 dengan alat ciptaan untuk mengusir nyamuk. Alat yang diberi nama Falle, diklaim dapat 'menarik hati' nyamuk betina untuk singgah masuk ke dalamnya. Cara kerja yang dapat menirukan suara nyamuk jantan ini, akan dapat menuntaskan keberadaan nyamuk betina yang ternyata paling aktif mencicipi darah manusia.

Tentu akan ada terus pendampingan dari Astra bagi pengembangan para UMKM, khususnya melalui peranan YDBA dan Astra Mitra Ventura. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang dibentuk oleh Om Willlem Soeryadjaya (Pendiri Astra) pada tahun 1980 dan sangat terkenal dengan slogan "Beri Kail Bukan Ikan", memang diberi mandat berkontribusi bagi pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Kini ada lima bidang pengembangan YDBA yaitu manufaktur, bengkel, kerajinan (fesyen & kuliner), pertanian (hortikultura), dan perikanan (air tawar).

Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) "Mitra Bersama" Waru Kabupaten Sidoarjo yang memfasilitasi berbagai program pengembangan UMKM mitra YDBA di wilayah kota Surabaya dan sekitarnya. Selain memilki sektor unggulan industri kecil menengah (IKM) berbasis manufaktur spareparts kendaraan bermotor roda dua bagi kebutuhan Astra Honda Motor, YDBA pun menaungi UKM bidang kerajinan/ industri kreatif.

Nah salah satu UMKM yang telah merasakan manfaat pembinaan dari YDBA adalah heyStartic Artistic Ecofashion. Startic yang dibentuk dan dipimpin oleh alumni Universitas Airlangga Surabaya bernama Vania Santoso bersama sang kakak Agnes Santoso, berhasil mengembangkan produk kerajinan berkualitas ekspor yang berasal dari mendaur ulang limbah seperti sak semen. Hebatnya lagi Startic memberdayakan berbagai lapisan masyarakat untuk terlibat. Keren banget rek rek! Beruntunglah telah sempat melihat produk serta mengobrol langsung dengan Agnes Santoso dan ibundanya saat Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2015 di Surabaya. Ketika itu Vania Santoso sedang berhalangan hadir karena kesibukan.

Vania Santoso [Foto: Twitter @vaniasans]
Vania Santoso [Foto: Twitter @vaniasans]
Lalu apa saja manfaat yang diperoleh Startic dari kolaborasinya bersama YDBA? Dalam wawancara lewat whatsapp pada 13 Juni 2017 lalu, Vania Santoso (CEO Startic) mengungkapkan bahwa kolaborasi bersama YDBA dilakukan dalam suasana kekerabatan. Bergabung dalam naungan YDBA di tahun 2015, Startic mendapatkan berbagai fasilitas pengembangan usaha seperti pelatihan manajerial, peningkatan kualitas & kapasitas produksi, promosi produk lewat berbagai pameran dalam & luar negeri.

Startic yang berjalan dari sebuah UMKM yang biasa saja, kini berkembang pesat dengan sentuhan bimbingan manajemen khas Astra dari YDBA. Kualitas, kuantitas dan kegunaan produk semakin meningkat, serta tentunya diiringi adanya kenaikan omzet. Sistem kerja kekeluargaan yang menjadikan mata rantai produksi tetap stabil terjaga. Ini semua dibuktikan melalui berbagai penghargaan bergengsi Inacraft Award 2015 dan Indonesian Champions 2016 dari Global Enterprise Award.

Foto keren karya Bjorn Grotting di awal tulisan, menampakkan kegagahan patung kadet militer TNI Angkatan Laut dalam kemegahan Monumen Jalesveva Jayamahe. Dikelilingi kapal perang yang mengingatkan kejayaan bahari masa lalu, baik di era kerajaan nusantara, masa penjajahan kolonial hingga awal pasca kemerdekaan.

Jadi teringat pada tahun 23 Maret 2014 pernah blusukan ke Museum Bank Mandiri bersama Surabaya Historical Community, dimana lokasinya terletak dalam salah satu gedung cabang Bank Mandiri Jalan Kembang Jepun Surabaya. Dalam sudut dinding gedung yang dahulu dikenal dengan Escompto Maatschappij, terlihat logo kota Soerabaia yang sejajar dengan logo kota perniagaan dunia seperti Berlin, Parijs, Londen, Rotterdam, Amsterdam, Sgrevenhage. Soerabaia  telah dikenal sebagai pusat bandar perniagaan terkemuka di dunia saat itu.

Jembatan Suramadu di malam hari [Foto: Tokopedia.com]
Jembatan Suramadu di malam hari [Foto: Tokopedia.com]
Kota Surabaya masa kini mulai bergeliat untuk menunjukkan jatidiri sebagai kebanggaan bangsa.
Dalam foto yang menggambarkan gemerlap cahaya malam hari Jembatan Suramadu, seakan menunjukkan Kota Surabaya yang telah siap menjadi inspirasi dan menjadi cahaya terang bagi bangsa.

Begitu pula PT Astra International Tbk  yang memiliki motto "Per Aspera Ad Astra", telah menggelorakan segenap insan Astra untuk menuju Goal 2020 "Pride of The Nation". Per Aspera Ad Astra yang bermakna bebas berjuang keras mencapai bintang, memang selalu tertanam oleh setiap insan Astra dalam menjaga aaet nasional bangsa. Inspirasi 60 Tahun Astra di tahun ini, diharapkan para insan Astra dapat terus mengasah kemampuan untuk mencapai visi yang mulia tersebut.

Inspirasi Surabaya dan Inspirasi Astra, kini dinanti untuk diikuti jejak langkahnya dalam upaya menjadi kebanggaan bangsa.

 

 

Gambar: SATUIndonesia.com
Gambar: SATUIndonesia.com
Sumber Referensi: 

Buku ASTRA Becoming Pride of the Nation - SATUIndonesia.com - Astra.co.id - Surya.co.id - Femina.co.id - Bisnis.com - Jawapos.com - AntaraJatim.com - Antaranews.com

Artikel terkait ASTRA :

ASTRA becoming Pride of the Nation

Catatan: Artikel ini telah ditayangkan tanggal 16 Juni 2017 via Kompasiana Lama, namun konten artikel tak dapat dilihat dan hanya judulnya saja yang tayang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun