Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sarinah Itu Keren, Kebanggaan Bangsa yang Tetap Berkibar

31 Mei 2017   14:43 Diperbarui: 1 Juni 2017   11:15 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GNP Sugiarta Yasa (kiri) & Lies Lestari (kanan) [Foto: Emm Pratt]

Pada masanya Soekarno kecil memiliki seorang pengasuh yang bernama Sarinah. Seorang rakyat kecil yang memiliki hati yang sangat besar, membuat Soekarno dapat belajar mencintai rakyat kecil dari seorang seperti Sarinah. 

Ketika Soekarno telah menjadi Presiden Republik Indonesia dan melakukan berbagai macam pembangunan dalam skala besar, maka tak ragu untuk mengabadikan nama Sarinah di kawasan Thamrin Jakarta pada salah satu proyek besarnya selain Wisma Nusantara dan Hotel Indonesia. 

Pada tahun 17 Agustus 1962 telah dilakukan peletakan batu pertama oleh Presiden Soekarno, proyek monumental bangunan setinggi 14 lantai yang diproyeksikan sebagai department store pengembangan perekonomian usaha kecil. Lokasi bangunan yang terletak di Jalan Muhammad Husni Thamrin dan beroperasional pada tahun 1967 ini, akhirnya diberi nama Sarinah dengan logo tulisan Sarinah yang berasal dari tulisan tangan Soekarno. 

Bangunan pencakar langit tertinggi pertama di Jakarta ini, kemudian menjadi ikon dan magnet warga kota sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia. Dalam perjalanan menerjang gelombang perekonomian selama hampir 50 tahun, dan #SarinahItuKeren tetap mampu berkibar melewati berbagai masa sulit. Lalu bagaimana perkembangan terkini Sarinah dan rencana pengembangan kedepannya. 

GNP Sugiarta Yasa (kiri) & Lies Lestari (kanan) [Foto: Emm Pratt]
GNP Sugiarta Yasa (kiri) & Lies Lestari (kanan) [Foto: Emm Pratt]
Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa (Direktur Utama PT Sarinah Persero), Lies Permana Lestari (Direktur Ritel & Bisnis PT Sarinah Persero) beserta jajaran manajemen Sarinah, telah meluangkan waktu untuk berdiskusi bersama beberapa komunitas yang berlangsung di Sarinah Thamrin Jakarta pada 30 Mei 2017 kemarin. 

Ngurah menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengenai kepemilikan usaha Sarinah hingga masa kini. Sarinah itu perusahaan negara (BUMN~ Badan Usaha Milik Negara), yang oleh Bung Karno diproyeksikan menjadi tempat memajang (display) produk unggulan kreatif UMKM yang telah dikurasi dan siap ekspor. Fasilitasi diberikan antara lain dengan berkolaborasi bersama perbankan Himbara seperti BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri. Mandat diberikan kepada Sarinah antara lain kegiatan ekspor dan impor. Ekspor agrikultur non pangan yang telah dilakukan antara lain jambu mete, jagung dan kopra. Sementara produk furnitur rotan akan dikirim ke Cile, Bahama, Inggris. 

Sarinah turut berperan untuk ekspor makanan khas Indonesia misalnya seperti sambal dalam kemasan botol ke beberapa negara. Carica berasal dari pepaya yang hanya tumbuh baik di Pegunungan Dieng Wonosobo, telah mampu diekspor ke Rusia sebagai bahan kosmetik perawatan kulit. 

Saat ini Sarinah memiliki beberapa properti usaha seperti yang berlokasi di Semarang, Surabaya dan Malang. Sarinah Malang saat ini mengalami perkembangan paling pesat setelah Sarinah Jakarta.  Sementara itu generasi muda kemungkinan jarang melihat kiprah Sarinah, disebabkan banyaknya perdagangan ritel yang lebih modern. Saat ini ada lebih dari 100 pusat belanja ritel di Jakarta dan sekitarnya. Pasar ritel global yang banyak bertumbangan, akibat tak tahan perubahan model bisnis yang semakin menuju penggunaan media digital. Transformasi diri Sarinah yang  mengkombinasikan strategi omnichannnel dilakukan dengan mempercantik offline serta memperkuat online. 

Menurut data Apkindo tahun 2016, diperkirakan ukuran pasar (market size) ritel sejenis Sarinah mencapai Rp. 300 trilyun. Sementara jika dikombinasikan dengan pasar ritel mamin (F&B) mencapai Rp. 1.600 trilyun. Sarinah sebagai pionir pasar ritel modern, ingin kembali menjadi trendsetter & barometer nasional. Perekonomian nasional ditopang lebih dari 50% kegiatan UMKM.  Sarinah tak hanya ingin kembali menjadi pusat ritel, namun bermimpi menjadi pusat berkumpulnya kegiatan komunitas.  Tak hanya tempat belajar pengembangan usaha, namun juga terdapat gedung konvensi berkelas internasional. Maka pihak Sarinah tengah mempersiapkan pembangunan satu tower di samping gedung Sarinah saat ini, untuk mewujudkan mimpi tersebut.  Dalam sebuah survey terhadap pencarian (googling) produk khas Indonesia di media internet, ternyata 56% responden menggunakan kata kunci "Sarinah". Momentum harus dimanfaatkan agar konsumen bukan sekedar cari tahu produk, tetapi melakukan transaksi pembelian.  

Ekspansi ke luar negeri telah dipersiapkan melalui kerjasama dengan pebisnis Arab Saudi, dimana Sarinah akan berlokjasi di salah satu sudut kota Mekkah. Ini menandakan bahwa merek Sarinah akan tetap bekibar dan membawa keharuman Merah Putih.

Merek (brand) Sarinah yang luar biasa, ternyata banyak pihak yg mau menempel ketenaran seperti Sarinah Jaya dan Pasaraya Sarinah. Namun kedua perusahaan yang bukan anak usaha maupun usaha kerjasama Sarinah, saat ini telah tak lagi menggunakan nama Sarinah. Abdul Latief yang memang dahulu pernah mengabdi di Sarinah, akhinya menggunakan nama Pasaraya Big & Beautiful dan Pasaraya Young & Trendy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun