Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sudah Saatnya Swasembada Daging Sapi

30 Juni 2016   23:43 Diperbarui: 30 Juni 2016   23:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian Daging Sapi (Foto: Kemendag)

Harga daging sapi menurut klasifikasi jenisnya (Foto: Kemendag)
Harga daging sapi menurut klasifikasi jenisnya (Foto: Kemendag)
Selama ini pola pikir masyarakat yang menginginkan tersedianya daging sapi segar,  padahal daging segar memiliki keterbatasan masa penyimpanan. Sementara itu sebenarnya daging sapi beku lebih higienis dan terjangkau. Disisi lain dibutuhkan jangka wakru agak lama bagi sapi dalam masa penggemukan hingga menjadi sapi indukan. Saat terjadi lonjakan permintaan pasar,  maka akan banyak sapi indukan atau sapi yang belum saatnya siap untuk proses konsumsi akan terserap pasar. Kejadian yang terus menerus menahun ini mengakibatkan bergejolaknya harga di pasaran. Jumlah peternak sapi komersial di Indonesia yang hanya 5% dari keseluruhan peternak,  mengakibatkan masih dibutuhkan sapi impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

Fokus pemenuhan sapi impor hanyalah untuk wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sementara di luar kedua wilayah tersebut relatif telah mampu melakukan swasembada sapi, namun harga daging sapi dapat ikut naik tajam ketika harus memenuhi pasokan ke Jakarta dan Jabar.

Harga daging sapi terus bergejolak tak pernah kembali normal, akibat tahun lalu pengurangan drastis kuota sapi impor untuk bakalan. Awal tahun ini pun sama keadaannya tak jauh berbeda. Ini pun masih diperburuk dengan masalah klasik infrastruktur yang menyebabkan biaya tinggi. Waktu tempuh lama akibat jauhnya tempat peternakan sapi menuju rumah potong hewan (RPH) dan pasar. 

Belajar dari negara tetangga yang mampu melakukan pengendalian harga daging sapi yang terjangkau bagi rakyatnya. Maka Presiden Joko Widodo tak hanya menginginkan harga daging sapi di kisaran Rp 80 ribu, namun juga berkomitmen untuk dapat melakukan swasembada sapi hingga sepuluh tahun kedepan. Pembenahan dan penyediaan infrastruktur peternakan terus digenjot dengan dukungan investasi. 

Namun dalam menjaga kestabilan harga daging sapi dan ketersediaannya di pasar, diperlukan sinergi dan saling memahami antar pemangku kepentingan (stakeholder). Ini juga tak lain untuk memangkas habis mafia / kartel pangan yang sangat merugikan kebutuhan penyediaan gizi masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun